Militer Amerika Serikat akan menyelidiki laporan-laporan yang saling bertentangan mengenai serangan udara Amerika Serikat, Rabu (28/9) lalu, yang menelan korban jiwa di Somalia.
Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Ash Carter mengatakan hal itu, Jumat (30/9), dalam sebuah konferensi pers di Hawaii. Carter mengatakan, Amerika Serikat belum menyelidiki serangan udara itu namun akan mengungkapkan hasilnya segera setelah penyelidikan selesai dilakukan.
Ia menambahkan, bahwa tidak ada militer lain yang lebih berkomitmen pada prinsip keterbukaan dan transparansi dari militer Amerika Serikat.
Pemerintah Somalia menuntut penjelasan dari Amerika Serikat mengenai serangan di Galmudug, sebuah wilayah otonomi di Somalia tengah yang secara resmi dianggap sebagai sebuah negara bagian tersebut, yang menurut sejumlah pejabat Somalia menewaskan 13 anggota pasukan pemerintah setempat.
Pentagon mengatakan, dalam sebuah rilis berita, Kamis, bahwa sebuah serangan bela diri di dekat kota Galkayo menewaskan sedikitnya enam militan al-Shabab.
Wakil pemimpin pemerintahan Galmudug, Mohamed Hashi Abdi mengatakan kepada VOA, pasukan Amerika disesatkan oleh permintaan para pejabat di wilayah semi-otonom Puntland yang keliru memberi informasi intelijen. Warga Galkayo memprotes serangan itu, Kamis, dengan membakar benda AS.
AS telah beberapa kali melancarkan serangan udara di Somalia yang menarget al-Shabab, termasuk serangan misil yang menewaskanseorang mantan komandan kelompok itu, Ahmed Abdi Godane, pada 2014. [ab]