AS Ancam Tutup Kedubes di Baghdad

Bendera AS berkibar di depan Gedung Annex I di dalam kompleks Kedutaan Besar AS di Baghdad, Irak, 14 Desember 2011. (Foto: Reuters)

AS mengancam akan menutup kedutaan besarnya di Baghdad di tengah-tengah perasaan frustrasi atas berbagai serangan yang dilancarkan milisi Syiah.

Berbagai media berita mengutip para pejabat AS dan Irak pada hari Minggu (28/9) yang menyatakan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo memperingatkan para pemimpin Irak dalam beberapa hari ini bahwa kedutaan itu akan ditutup kecuali apabila Irak berupaya menghentikan berbagai serangan terhadap militer dan fasilitas-fasilitas diplomatik AS.

Pompeo belum membahas masalah itu secara terbuka, tetapi Departemen Luar Negeri, Minggu (27/9), menyatakan “berbagai kelompok dukungan Iran yang meluncurkan roket-roket ke kedutaan kami membahayakan bukan hanya kami, tetapi juga pemerintah Irak.”

Pompeo belum membahas masalah itu secara terbuka, dan seorang juru bicara Departemen Luar Negeri AS hari Senin menolak mengomentari percakapan Pompeo dengan para pemimpin negara-negara asing.

Tetapi juru bicara itu mengatakan kepada wartawan bahwa AS tidak akan membiarkan ancaman terhadap warga Amerika yang berdinas di luar negeri.

“Kami telah menyatakan sebelumnya bahwa tindakan milisi yang tidak patuh hukum dukungan Iran tetap menjadi penghalang tunggal terbesar bagi stabilitas di Irak,” kata juru bicara itu. “Tidak dapat diterima sama sekali kelompok-kelompok dukungan Iran meluncurkan roket-roket ke kedutaan besar kami, menyerang warga Amerika dan diplomat lainnya, serta mengancam hukum dan ketertiban di Irak,” lanjutnya.

AS sebelumnya telah meminta Irak agar bertindak, dengan menyatakan pada Januari lalu bahwa Irak memiliki kewajiban untuk melindungi fasilitas-fasilitas diplomatik AS di negara itu.

Pesan itu muncul beberapa pekan setelah militer AS menanggapi serangkaian serangan terhadap personel AS di Irak dengan serangan udara yang menewaskan jenderal senior Iran Qassem Soleimani dan komandan milisi senior Irak, Abu Mahdi al-Muhandis, di luar bandara Baghdad.

Serangan itu memicu serangkaian protes di Irak, dengan demonstran dan beberapa anggota parlemen Irak, berkeberatan atas tindakan AS yang disebut sebagai pelanggaran kedaulatan Irak dan meminta pemerintah agar mengusir pasukan AS.

Pasukan AS di Irak bertugas sebagai penasihat dan membantu pasukan Irak dalam misi mereka memerangi militan ISIS. Pentagon sebelumnya bulan ini menyatakan tentara AS di sana akan dikurangi dari 5.200 menjadi 3.000. [uh/ab]