Amerika Serikat mengatakan pada Selasa (28/5), bahwa pihaknya masih menganggap serangan Israel ke Rafah di Gaza selatan berada “dalam lingkup terbatas,” meskipun serangan Israel pada akhir pekan lalu telah menewaskan 45 orang ketika api menghanguskan kamp pengungsi.
“Saat ini, masih dalam penilaian kita bahwa apa yang terjadi di Rafah, apa yang dilakukan IDF, masih dalam lingkup terbatas,” kata Deputi Sekretaris Pers Pentagon, Sabrina Singh, kepada para jurnalis.
Kemarahan global merebak setelah Israel melancarkan serangan pada hari Minggu (26/5) itu.
Israel menyebut hilangnya nyawa sejumlah warga sebagai “sebuah insiden tragis” dan tentara mereka mengatakan pada Selasa (28/5), bahwa amunisi mereka saja tidak akan mampu menyebabkan kebakaran yang mematikan itu. Mereka juga menambahkan bahwa pihaknya menargetkan dan menewaskan dua militan senior Hamas dalam serangan itu.
Sebelumnya, juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Miller, mengatakan bahwa penyelidikan awal Israel menduga bahwa serangan itu dilakukan menggunakan “bom paling kecil dalam persenjataan mereka.”
Singh mengatakan, pemerintah AS masih menunggu pasukan pertahanan Israel (IDF) untuk menyimpulkan penyelidikan mereka terkait insiden tersebut, sebelum berkomentar lebih jauh.
Tetapi dia mengatakan, Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin, terlibat dalam “pembicaraan langsung dan terbuka” dengan pemerintah Israel dan pejabat-pejabat AS akan terus melakukan hal itu.
“Kami pasti menyikapi dengan serius apa yang terjadi pada akhir pekan lalu. Kita semua melihat foto-foto itu. Semua itu sangat-sangat mengerikan,” tambah Singh. [ns/lt]