Presiden AS Barack Obama memberi wewenang kepada pemerintah untuk memberikan bantuan guna mengurangi dampak serangan senjata kimia kepada oposisi Suriah.
Presiden Amerika Barack Obama telah menandatangani perintah eksekutif yang memberi wewenang kepada pemerintah untuk memberikan bantuan guna mengurangi dampak serangan senjata kimia kepada beberapa pihak oposisi Suriah.
Gedung Putih mengatakan perintah eksekutif yang ditandatangani hari Senin itu, memungkinkan pemerintah melatih anggota-anggota oposisi yang "terpilih". Langkah ini menyediakan peralatan pelindung dan pelatihan bagi organisasi-organisasi bantuan internasional.
Wewenang ini dikeluarkan hanya beberapa jam setelah inspektur PBB mengeluarkan laporan yang mengutip "bukti jelas dan meyakinkan" bahwa gas sarin yang mematikan telah digunakan dalam skala yang relatif besar dalam serangan senjata kimia di dekat Damaskus bulan lalu di mana menurut Amerika telah menewaskan 1.400 orang lebih.
Laporan ini tidak berspekulasi tentang siapa meluncurkan serangan 21 Agustus di pinggiran kota Ghuota yang dikuasai pemberontak itu. Namun Presiden Obama dan pemimpin negara-neagara Barat lainnya, mengutip laporan-laporan saksi dan bukti lain, yang menyalahkan pasukan Presiden Bashar al-Assad atas serangan itu – tuduhan yang disangkal oleh pemerintah Assad.
Di New York, Sekjen PBB Ban Ki-moon mengatakan bukti yang dikumpulkan oleh para inspektur PBB dengan “tidak terbantah” dan “sangat kuat” mengukuhkan penggunaan gas racun.
Gedung Putih mengatakan perintah eksekutif yang ditandatangani hari Senin itu, memungkinkan pemerintah melatih anggota-anggota oposisi yang "terpilih". Langkah ini menyediakan peralatan pelindung dan pelatihan bagi organisasi-organisasi bantuan internasional.
Wewenang ini dikeluarkan hanya beberapa jam setelah inspektur PBB mengeluarkan laporan yang mengutip "bukti jelas dan meyakinkan" bahwa gas sarin yang mematikan telah digunakan dalam skala yang relatif besar dalam serangan senjata kimia di dekat Damaskus bulan lalu di mana menurut Amerika telah menewaskan 1.400 orang lebih.
Laporan ini tidak berspekulasi tentang siapa meluncurkan serangan 21 Agustus di pinggiran kota Ghuota yang dikuasai pemberontak itu. Namun Presiden Obama dan pemimpin negara-neagara Barat lainnya, mengutip laporan-laporan saksi dan bukti lain, yang menyalahkan pasukan Presiden Bashar al-Assad atas serangan itu – tuduhan yang disangkal oleh pemerintah Assad.
Di New York, Sekjen PBB Ban Ki-moon mengatakan bukti yang dikumpulkan oleh para inspektur PBB dengan “tidak terbantah” dan “sangat kuat” mengukuhkan penggunaan gas racun.