Amerika Serikat melalui lembaga bantuan USAID memberikan tambahan bantuan senilai $30 juta setelah PBB dan Pakistan meminta bantuan sebesar $160 juta untuk dana darurat untuk membantu jutaan orang yang terkena dampak banjir yang mencapai rekor dan menewaskan lebih dari 1.160 orang sejak pertengahan Juni lalu.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres akan berkunjung ke Pakistan pada 9 September dan bertemu dengan para korban banjir untuk menyampaikan solidaritas, demikian menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh kantornya.
Vedant Patel, wakil juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengatakan, "Banjir ini telah berimbas pada sekitar 33 juta orang dan mengakibatkan 1.100 lebih kematian dan lebih dari 1.600 orang lainnya mengalami cedera. Selain itu, 1 juta lebih rumah telah rusak atau hancur, dan hampir sekitar 735.000 ternak, sumber utama mata pencaharian dan makanan, telah hilang".
Menurut perkiraan awal pemerintah, kehancuran tersebut menyebabkan kerugian ekonomi sebesar $10 miliar.
AS juga memperbarui tuduhan bahwa Rusia berencana untuk mengadakan referendum palsu yang akan segera terjadi di beberapa bagian Ukraina yang saat ini didudukinya untuk mencoba mengklaim kedaulatan atas wilayah tersebut.
Departemen Luar Negeri, Selasa (30/8), mengatakan bahwa pihaknya yakin Rusia akan memulai kampanye disinformasi besar-besaran, memalsukan jumlah pemilih dan membesar-besarkan jumlah orang yang diduga memilih untuk bergabung dengan Rusia. [my/jm]