Klaim bahwa pasukan Rusia mulai menarik diri dari posisinya di Krimea dan di sepanjang perbatasan Rusia dengan Ukraina ditanggapi dengan hati-hati di Barat, di mana para pejabat menuntut agar Moskow lebih transparan dan menahan diri dari tindakan provokasi.
Pejabat Barat, Jumat (23/4), mengatakan mengamati situasi itu "secara cermat" tetapi memperingatkan agar tidak percaya begitu saja setiap pernyataan Rusia.
"Kita pernah mendengar komentar Rusia tentang bagaimana mereka mengakhiri latihan-latihan," kata juru bicara Pentagon John Kirby kepada wartawan, Jumat (23/4). "Masih terlalu dini untuk mengatakannya secara spesifik."
"Kita terus menghimbau Rusia agar menghentikan provokasinya, agar menghormati integritas teritorial Ukraina dan tidak berkontribusi pada kegiatan yang hanya membuat stabilitas di sepanjang perbatasan dengan Ukraina dan di Krimea yang diduduki menjadi kurang stabil dari sebelumnya," kata Kirby.
Pejabat diplomatik AS, Jumat (23/4), juga mendesak Kremlin agar berbuat lebih banyak untuk mengurangi ketegangan.
BACA JUGA: Presiden Ukraina: Mundurnya Pasukan Rusia Redakan Ketegangan"Dalam keterlibatan kita dengan Rusia, dengan pemerintah mereka, kita sudah menjelaskan bahwa mereka perlu menahan diri dari agresi dan tindakan eskalasi dan perlu segera menghentikan semua aktivitas agresifnya di dalam dan sekitar Ukraina. Itu termasuk peningkatan militer baru-baru ini di wilayah Krimea yang diduduki serta di sepanjang perbatasan Ukraina," kata juru bicara Departemen Luar Negeri, Jalina Porter.
Para pejabat Eropa awal pekan ini mengatakan 100 ribu lebih tentara Rusia berada di sepanjang perbatasan dengan Ukraina dalam beberapa pekan terakhir, dan menyebutnya sebagai "pengerahan militer terbesar" Moskow ke wilayah itu dan memperingatkan risiko peningkatan ketegangan tampak jelas.
Pejabat pertahanan AS menolak mengomentari jumlah tentara meskipun Pentagon mengatakan pengerahan pasukan Rusia itu lebih besar dari 2014 sebelum menyerang dan merebut Krimea.
Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu, Kamis (22/4), mengatakan latihan militer yang melibatkan pasukan di sepanjang perbatasan dengan Ukraina telah berakhir dan mereka akan kembali ke pangkalan permanennya pada 1 Mei.
Tidak lama kemudian, seorang pejabat NATO mengatakan kepada VOA bahwa aliansi telah mencatat pengumuman Rusia tersebut sambil menambahkan, "Setiap langkah ke arah de-eskalasi oleh Rusia penting dan seharusnya sudah lama dilakukan."
"NATO tetap waspada, dan kita akan terus memantau secara seksama peningkatan militer Rusia yang tidak bisa dibenarkan di dan sekitar Ukraina. Kita terus meminta Rusia agar menghormati komitmen internasionalnya dan menarik semua pasukannya dari wilayah Ukraina," kata pejabat itu. [my/ah]