Amerika, Senin (19/7) membebaskan Abdul Latif Nasser, mantan komandan Taliban Afghanistan, dari pusat penahanan di Teluk Guantanamo, Kuba. Ia dipulangkan ke negara asalnya Maroko, setelah ditahan selama 19 tahun.
Itu adalah pemindahan tahanan Guantanamo pertama di bawah pemerintahan Presiden AS Joe Biden. Seorang pejabat senior mengatakan kepada para wartawan bahwa AS "sangat fokus" untuk memindahkan lebih banyak narapidana dari Guantanamo ke negara-negara lain yang bersedia menerima, dengan mempertimbangkan keamanan nasional. Pada akhirnya AS berencana menutup penjara itu.
Nasser, 56, dibebaskan lima tahun setelah para pejabat AS pertama kali menyatakan bahwa dia bukan lagi merupakan ancaman terhadap keamanan AS. Dengan demikian, kini tinggal 39 narapidana di Guantanamo.
Fasilitas di ujung timur Kuba itu pernah menampung lebih dari 700 tersangka teroris pasca serangan teroris al-Qaida pada 11 September 2001 di AS. Tapi para aktivis HAM sering mengecam operasi AS di penjara yang sangat dijaga ketat itu. Para aktivis itu menilai jumlah narapidana terlalu berlebihan dan mereka diperlakukan dengan tidak manusiawi.
Gedung Putih mengatakan bahwa Biden ingin menutup fasilitas Guantanamo sebelum akhir dari empat tahun jabatannya. [vm/ka]