Departemen Luar Negeri AS memberikan pemberitahuan kepada Kongres bahwa mereka berencana untuk menjual 18 pesawat tanpa awak (drone) canggih MQ-9B ke Uni Emirat Arab. Sumber Reuters, Jumat (6/11) mengatakan kesepakatan tersebut mencapai $ 2,9 miliar.
Langkah itu dilakukan setelah pemberitahuan pada pekan lalu tentang potensi penjualan jet tempur F-35 ke negara timur tengah itu.
Hal itu akan menandai ekspor drone bersenjata pertama sejak pemerintahan Trump menafsirkan kembali perjanjian senjata era Perang Dingin antara 34 negara. Kebijakan tersebut akan memungkinkan kontraktor pertahanan AS menjual lebih banyak drone kepada sekutu.
Reuters melaporkan bahwa UEA telah lama menunjukkan minat untuk membeli drone dari Amerika Serikat dan akan menjadi salah satu pelanggan pertama yang mengantre setelah kebijakan ekspor AS berubah musim panas ini. Kesepakatan senilai $ 600 juta untuk menjual empat drone SeaGuardian MQ-9B yang tidak bersenjata adalah yang pertama secara resmi diberitahukan kepada Kongres pada hari Selasa (3/11)
BACA JUGA: Iran Punya Tiga Drone Pengangkut BomKomite Hubungan Luar Negeri Senat AS dan Dewan Perwakilan Rakyat - yang anggotanya mengkritik peran UEA dalam kematian warga sipil dalam perang sipil Yaman - memiliki kemampuan untuk meninjau dan memblokir penjualan senjata di bawah proses peninjauan informal sebelum Departemen Luar Negeri mengirimkan pemberitahuan resminya ke cabang legislatif.
Seorang sumber mengatakan Departemen Luar Negeri AS mungkin menunggu untuk secara resmi memberi tahu Kongres tentang penjualan tersebut setelah staf dan anggota diberi pengarahan tentang potensi penjualan. Pemberitahuan resmi akan memberikan waktu bagi Kongres selama 30 hari untuk menolak atau menyetujui penjualan itu.
Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengatakan kepada Reuters, "Sebagai masalah kebijakan, Amerika Serikat tidak mengonfirmasi atau mengomentari penjualan atau transfer pertahanan yang diusulkan sampai mereka secara resmi diberitahukan kepada Kongres."
Drone MQ-9B bersenjata juga akan dilengkapi dengan radar maritim dan dapat dikirim pada 2024. Seorang sumber lainnya mengatakan paket yang diberitahukan kepada Kongres adalah untuk 15 dengan opsi untuk tiga drone tambahan,.
BACA JUGA: Kabinet Israel Setujui Perjanjian Perdamaian dengan UEAUEA juga mencari paket Boeing Co EA-18G Growlers, versi peperangan elektronik dari pesawat dua kursi F/A-18F Super Hornet, yang mampu mengganggu radar dan kemampuan canggih lainnya.
Uni Emirat Arab, salah satu sekutu terdekat Washington di Timur Tengah, telah lama menyatakan minatnya untuk memperoleh jet tanpa awak F-35 dan dijanjikan kesempatan untuk membelinya dalam kesepakatan sampingan yang dibuat ketika mereka setuju untuk menormalisasi hubungan dengan Israel. Pemberitahuan informal untuk 50 jet Lockheed Martin Co F-35 dibuat pada 29 Oktober.
Namun, setiap kesepakatan yang dibuat AS untuk menjual senjata di wilayah tersebut harus memenuhi perjanjian dengan Israel. Kesepakatan tersebut menyebutkan senjata buatan AS tidak boleh merusak "keunggulan kualitatif militer" Israel, yang artinya menjamin senjata AS yang diberikan kepada Israel "lebih unggul dalam kemampuan" daripada yang dijual kepada negara tetangganya. [ah/au]