AS kembali memberlakukan semua sanksi PBB terhadap Iran, termasuk embargo senjata, menurut pernyataan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo Sabtu malam (19/9).
Menyebut Iran sebagai sponsor utama teror dan anti-semitisme di dunia, pernyataan itu mengatakan sanksi-sanksi itu diberlakukan kembali lewat proses 'snapback' yang terkandung dalam Resolusi Dewan Keamanan (DK) PBB 2231, yang memberlakukan perjanjian nuklir Iran.
AS mengambil langkah ini karena Iran gagal menegakkan komitmen kesepakatan nuklir (JCPOA) dan DK tidak memperpanjang embargo senjata PBB terhadap Iran, yang telah diberlakukan selama 13 tahun, kata pernyataan itu.
Pernyataan itu juga mengatakan, "AS mengharapkan semua negara anggota PBB memenuhi kewajiban mereka untuk mengimplementasikan upaya-upaya ini." Dikatakannya, AS akan mengumumkan dalam beberapa hari mendatang "upaya-upaya tambahan untuk memperkuat implementasi sanksi-sanksi PBB dan membuat pelanggarnya bertanggungjawab."
Mengutip kantor berita Reuters, Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif telah menyerukan masyarakat dunia untuk menentang penggunaan sanksi-sanksi oleh AS, mengatakan AS memaksakan kehendaknya sebagai "perisak."
"Amerika bertindak sebagai perisak dan memberlakukan sanksi... Masyarakat dunia harus memutuskan bagaimana akan menghadapi perisakan," kata Zarif kepada TV pemerintah Iran, beberapa jam sebelum AS mengumumkan pemulihan sanksi-sanksi PBB itu.
AS pernah mencoba tapi gagal pada 14 Agustus untuk memperpanjang embargo senjata terhadap Iran melalui sebuah resolusi di DK PBB. [vm/ft]