Amerika memberlakukan pembatasan visa pada karyawan tertentu dari perusahaan teknologi China, termasuk Huawei, karena memberikan "dukungan material kepada rezim yang terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia dan pelanggaran di seluruh dunia."
Menlu AS Mike Pompeo hari Rabu (15/7) mengatakan perusahaan telekomunikasi di seluruh dunia harus menganggap pemberitahuan ini berlaku bagi mereka bahwa jika mereka berbisnis dengan Huawei, mereka juga menjadi pelanggar hak asasi manusia.
BACA JUGA: Trump Makin 'Ngegas' terhadap ChinaPengumuman ini dipandang sebagai langkah terbaru untuk menghukum dugaan pelanggaran hak asasi manusia oleh Partai Komunis China (CPP) terhadap populasi minoritas Muslim China.
"Perusahaan-perusahaan yang terkena dampak tindakan hari ini termasuk Huawei, yang merupakan perpanjangan tangan dari CCP yang menyensor pembangkangan politik dan memungkinkan kamp-kamp penahanan massal di Xinjiang dan perbudakan penduduk di seluruh China. Karyawan tertentu Huawei memberikan dukungan material kepada rezim CCP yang melakukan pelanggaran HAM, ” kata Pompeo dalam pernyataan terpisah.
Departemen Luar Negeri tidak memberikan nama spesifik karyawan perusahaan teknologi China yang terkena dampak pembatasan visa itu. Langkah A.S. juga keluar sehari setelah pemerintah Inggris mengumumkan akan melarang Huawei berperan dalam pengembangan jaringan 5G Inggris berikutnya. Amerika mengatakan Huawei bisa menjadi alat mata-mata tidak langsung dari Partai Komunis China, klaim yang ditolak Huawei.
Hubungan antara AS- China saat ini berada pada titik terendah dalam beberapa dekade. [my/jm]