Para pejabat AS dan China mengadakan pembicaraan tertutup di Swiss pada hari Selasa (14/5) untuk membahas masalah keamanan terkait kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).
Para pejabat AS mengatakan perundingan di Jenewa itu tidak akan membuka pintu bagi China untuk mempengaruhi kebijakan teknologi. Perwakilan dari kedua negara akan membahas berbagai cara untuk mengurangi bahaya yang terkait dengan AI, kata para pejabat AS.
“Kami tentu saja tidak sepakat...dalam banyak topik dan penerapan AI, namun kami percaya bahwa komunikasi mengenai berbagai risiko dari penggunaan AI dapat membuat dunia lebih aman,” kata seorang pejabat senior AS.
Beijing dan Washington kini bersaing ketat untuk mendominasi lanskap AI. China memanfaatkan “kemampuan AI di sektor keamanan sipil dan militer/nasional,” kata seorang pejabat AS. Penggunaan AI oleh Beijing dapat membahayakan “keamanan nasional AS dan sekutu-sekutunya,” tambahnya.
BACA JUGA: AS, China akan Adakan Pembicaraan tentang AI di SwissSeorang pejabat lainnya mengatakan AS bersaing dengan China untuk menetapkan peraturan mengenai AI dan “menjajaki apakah sebagian peraturan dapat diterapkan oleh semua negara.”
Pembicaraan mengenai AI ini diumumkan bulan lalu setelah kunjungan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken ke Beijing, di mana ia bertemu dengan Menteri Luar Negeri China Wang Yi. Presiden AS Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping menyetujui dialog ini pada bulan November.
Amerika diwakili oleh para pejabat dari Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih dan Departemen Luar Negeri dan Departemen Perdagangan pada diskusi hari Selasa ini.
Delegasi AS memimpin pembicaraan dengan delegasi China yang diwakili oleh kementerian luar negeri dan perencana negara China, Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional.
Seorang pejabat AS mengatakan pekan lalu bahwa Departemen Luar Negeri AS menginginkan agar China dan Rusia membuat komitmen bahwa AI tidak akan mengambil keputusan mengenai penggunaan nuklir.
Pemerintahan Biden berencana untuk melindungi model AI AS seperti ChatGPT, dan membatasi negara-negara seperti China dan Rusia untuk mendapatkan akses ke perangkat lunak tersebut. [lt/my]