Amerika Serikat (AS) dan Meksiko pada Kamis (5/10) berjanji akan meningkatkan upaya mereka dalam mengatasi arus narkoba dan migrasi, mengesampingkan tanda-tanda perselisihan terkait rencana AS yang kontroversial untuk memperpanjang tembok perbatasan kedua negara.
Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador mengkritik pengumuman Washington bahwa Amerika akan menambah tembok penghalang yang merupakan kebijakan khas Donald Trump. Ia menyebut pengumuman itu sebagai sebuah “kemunduran.”
“Itu tidak menyelesaikan masalah. Kita harus mengatasi penyebab” migrasinya, ungkapnya kepada wartawan sesaat sebelum bertemu dengan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken di Istana Nasional.
Blinken ditemani delegasi AS, termasuk Menteri Kemanan Dalam Negeri AS Alejandro Mayorkas dan Jaksa Agung AS Merrick Garland, untuk menghadiri rapat keamanan tingkat tinggi.
Fentanil opioid sintetis “terus menghancurkan banyak keluarga di kedua belah negara,” ujar Blinken pada konferensi pers setelahnya.
“Kita berkewajiban untuk melakukan semua yang kita bisa untuk memerangi momok ini,” ungkapnya. Ia menambahkan, kedua negara bekerja sama untuk “membongkar laboratorium-laboratorium obat-obatan terlarang.”
Menteri Luar Negeri Meksiko Alicia Barcena menekankan bahwa bahan baku kimia yang digunakan untuk membuat fentanil tidak dibuat di Meksiko, melainkan dari luar negeri.
Angkatan Laut Meksiko telah mengusulkan pembentukan koalisi internasional untuk menghentikan penyelundupan bahan kimia prekursor melalui langkah-langkah seperti peningkatan keterlacakan, katanya.
BACA JUGA: Pejabat Tinggi AS Kunjungi Meksiko, Bahas Krisis Fentanil dan Isu MigrasiPada isu migrasi, Blinken mengatakan bahwa besarnya tantangan ini “menuntut kita melipatgandakan upaya kita” melalui langkah-langkah seperti memodernisasi keamanan perbatasan, meningkatkan jalur migrasi legal dan mengatasi akar permasalahannya.
Mayorkas mengatakan, kedua negara berkomitmen untuk memperluas “jalur yang aman, tertib dan legal bagi para migran,” namun dengan “konsekuensi yang berat” bagi mereka yang menggunakan cara ilegal untuk masuk ke AS.
“Konsekuensi tersebut termasuk repatriasi kilat, pemulangan migran dengan cepat dan larangan untuk masuk kembali,” katanya.
Di tengah tekanan yang diterima Presiden AS Joe Biden untuk menghentikan penyeberangan perbatasan di kala ia sedang menyalonkan diri lagi pada Pilpres 2024, Washington pada Kamis mengumumkan bahwa Amerika akan melanjutkan penerbangan deportasi ke Venezuela setelah mencapai kesepakatan dengan Caracas. [rd/rs]