AS dan Panama bekerja sama untuk mengatasi migrasi ilegal melalui Celah Darien dalam sebuah perjanjian baru yang diumumkan oleh kedua negara pada Senin (1/7).
Departemen Luar Negeri AS mengatakan kolaborasi itu akan mencakup bantuan AS kepada Panama untuk memulangkan orang-orang yang memasuki Panama secara ilegal.
Pernyataan Departemen Luar Negeri AS mengatakan program tersebut bertujuan untuk mengatasi “migrasi yang belum pernah terjadi sebelumnya yang melintasi wilayah Darien.” Celah Darien merupakan kawasan hutan yang menghubungkan Kolombia dengan Panama itu telah menjadi jalur berbahaya bagi para migran yang mencoba mencapai AS.
“Dengan memulangkan orang-orang itu ke negara asal mereka, kita akan membantu mencegah migrasi ilegal di wilayah ini dan di perbatasan Selatan kita, dan berhenti memperkaya jaringan penyelundupan jahat yang memangsa migran yang rentan,” kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, Adrienne Watson, dalam sebuah pernyataan.
BACA JUGA: Sejak Biden Umumkan Pembatasan Suaka, Jumlah Orang yang Ditangkap di Perbatasan Turun 25%AS mengatakan lebih dari 520.000 migran melewati wilayah Darien pada tahun lalu.
Presiden Panama José Raúl Mulino, yang mulai menjabat pada Senin (1/7), berjanji bahwa migran ilegal di Panama tidak akan diizinkan melewati negara tersebut.
“Saya tidak akan membiarkan Panama menjadi jalan terbuka bagi ribuan orang yang masuk ke negara kami secara ilegal, didukung oleh organisasi internasional yang terkait dengan perdagangan narkoba dan perdagangan manusia,” kata Mulino dalam pidato pelantikannya.
Mengatasi akar penyebab migrasi dan bekerja sama dengan negara-negara yang digunakan sebagai rute untuk mencapai AS telah menjadi bagian dari upaya AS di kawasan itu untuk mengurangi jumlah orang yang tiba di perbatasan AS-Meksiko.
“Migrasi ilegal merupakan tantangan regional yang memerlukan respons regional,” ujar Menteri Keamanan Dalam Negeri AS Alejandro Mayorkas dalam sebuah pernyataan. [ka/ab]
Beberapa informasi dalam laporan ini berasal dari The Associated Press, Agence France-Presse dan Reuters