Jika Suriah tidak patuh pada rencana ini, resolusi “Chapter 7” dari Dewan Keamanan PBB, yang memberi otorisasi tindakan penghukuman, dapat diberlakukan.
JENEWA —
Pemerintah Amerika Serikat dan Rusia menyetujui sebuah kerangka kerja guna mengakhiri program senjata kimia Suriah, yang termasuk persyaratan penyerahan sebuah daftar menyeluruh dari senjata-senjata kimia yang dimiliki Suriah minggu depan.
Menteri Luar Negeri AS John Kerry menguraikan rencana itu dalam sebuah konferensi pers gabungan di Jenewa, Sabtu (14/9), dengan mitranya dari Rusia, Sergei Lavrov.
"Kami telah melakukan evaluasi bersama mengenai jumlah dan jenis senjata kimia yang dimiliki oleh rezim Assad, dan kami berkomitmen pada pengawasan asumsi cepat dari komunitas internasional terhadap senjata-senjata tersebut,” ujarnya.
Menurut Kerry, mereka sepakat bahwa Suriah harus memberi izin segera untuk inspeksi dari lokasi senjata kimianya, yang katanya akan ditindaklanjuti dengan penghancuran senjata itu di luar Suriah.
Rencana itu bertujuan menghancurkan atau memindahkan semua bahan dan peralatan senjata kimia pada pertengahan 2014. Jika berhasil, kata Kerry, rencana ini punya dampak yang luas.
"Jika kita dapat bekerja sama dan membuat kerangka kerja ini berhasil, dan menghapuskan senjata kimia Suriah, kita tidak hanya akan menyelamatkan nyawa, namun juga mengurangi ancaman di wilayah ini dan menguatkan standar internasional dan norma internasional,” ujarnya.
Kerry mengatakan, jika Suriah tidak patuh pada rencana ini, mereka dapat meminta diberlakukannya resolusi “Chapter 7” dari Dewan Keamanan PBB, yang memberi otorisasi tindakan penghukuman.
Lavrov mengatakan persetujuan ini tidak memuat hal-hal tentang penggunaan kekuatan.
Persetujuan ini dihasilkan menyusul tiga hari pembicaraan antara diplomat-diplomat teras dan utusan Liga Arab untuk Suriah, Lakhdar Brahimi.
Menteri Luar Negeri AS John Kerry menguraikan rencana itu dalam sebuah konferensi pers gabungan di Jenewa, Sabtu (14/9), dengan mitranya dari Rusia, Sergei Lavrov.
"Kami telah melakukan evaluasi bersama mengenai jumlah dan jenis senjata kimia yang dimiliki oleh rezim Assad, dan kami berkomitmen pada pengawasan asumsi cepat dari komunitas internasional terhadap senjata-senjata tersebut,” ujarnya.
Menurut Kerry, mereka sepakat bahwa Suriah harus memberi izin segera untuk inspeksi dari lokasi senjata kimianya, yang katanya akan ditindaklanjuti dengan penghancuran senjata itu di luar Suriah.
Rencana itu bertujuan menghancurkan atau memindahkan semua bahan dan peralatan senjata kimia pada pertengahan 2014. Jika berhasil, kata Kerry, rencana ini punya dampak yang luas.
"Jika kita dapat bekerja sama dan membuat kerangka kerja ini berhasil, dan menghapuskan senjata kimia Suriah, kita tidak hanya akan menyelamatkan nyawa, namun juga mengurangi ancaman di wilayah ini dan menguatkan standar internasional dan norma internasional,” ujarnya.
Kerry mengatakan, jika Suriah tidak patuh pada rencana ini, mereka dapat meminta diberlakukannya resolusi “Chapter 7” dari Dewan Keamanan PBB, yang memberi otorisasi tindakan penghukuman.
Lavrov mengatakan persetujuan ini tidak memuat hal-hal tentang penggunaan kekuatan.
Persetujuan ini dihasilkan menyusul tiga hari pembicaraan antara diplomat-diplomat teras dan utusan Liga Arab untuk Suriah, Lakhdar Brahimi.