Amerika Serikat dalam pembicaraan keamanan tingkat tinggi hari Rabu (21/6) mendesak China agar meningkatkan tekanan diplomatik dan ekonomi untuk mengendalikan rezim Kim Jong-un di Korea Utara. Namun para analis pertahanan menyatakan Washington mungkin harus menurunkan pengharapannya itu, mengingat hubungan strategis Beijing dengan Pyongyang.
Menteri Luar Negeri Amerika, Rex Tillerson mengatakan China memahami bahwa Amerika menganggap Korea Utara sebagai ancaman keamanan utama. “Kami menegaskan kepada China bahwa mereka memiliki tanggung jawab diplomatik untuk mendesakkan tekanan ekonomi dan diplomatik terhadap rezim itu jika mereka ingin mencegah eskalasi lebih lanjut di kawasan,” kata Menlu Tillerson.
“Baik itu pencucian uang, pemerasan terhadap ekspatriat Korea, atau aktivitas jahat di dunia maya, Korea Utara telah terlibat dalam sejumlah perusahaan kriminal yang membantu membiayai program senjatanya,” lanjut Tillerson. “Kita harus meningkatkan upaya-upaya untuk membantu membatasi sumber penghasilan ini.”
Menanggapi desakan ini, juru bicara Kementerian Luar Negeri China di Beijing, Geng Shuang mengatakan kepada wartawan bahwa negaranya sudah berusaha keras untuk mengekang Korea Utara.
"China sudah berusaha tanpa henti-hentinya untuk mengatasi isu nuklir Korea Utara dan dari awal sampai akhir tetap melakukan tindakan yang proaktif dan konstruktif. Ingin saya ulangi bahwa tatkala ketegangan meruncing di Semenanjung Korea, China proaktif menengahi perundingan. Pada saat yang tepat kami mengajukan ide dan siap mendengar usul dan pandangan kedua pihak. Ide dan opini China semakin dipahami dan didukung semakin banyak negara," tandas Shuang.
Korea Utara menjadi agenda teratas dalam pembicaraan hari Rabu setelah seorang mahasiswa Amerika yang dipenjarakan oleh negara komunis itu meninggal pekan ini setelah dipulangkan ke keluarganya.
Putaran Pertama Dialog Keamanan dan Diplomatik Amerika-China diikuti Tillerson dan Menteri Pertahanan Jim Mattis dari pihak Amerika, yang bertemu dengan anggota Dewan Negara China Yang Jiechi dan kepala staf militer Jenderal Fang Fenghui. [uh/ab]