Israel menghadapi desakan dari Amerika Serikat (AS) yang makin menguat agar Israel mencegah kerugian lebih lanjut terhadap warga sipil Palestina dalam pertempuran melawan Hamas di Gaza. Pada Minggu (3/12), kedua belah pihak yang terlibat dalam konflik tidak menunjukkan indikasi bahwa mereka akan mengambil langkah untuk memulihkan gencatan senjata yang telah terhenti.
Ketika pasukan Israel menggempur daerah kantong tersebut menyusul gagalnya gencatan senjata sementara, Wakil Presiden AS Kamala Harris mengatakan terlalu banyak warga Palestina tak berdosa yang terbunuh di Gaza. Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin juga menganggap melindungi warga sipil merupakan “tanggung jawab moral” bagi Israel.
Pernyataan pejabat senior AS pada Sabtu (2/12) memperkuat tekanan dari Washington agar Israel lebih berhati-hati ketika mengalihkan fokus serangan militer ke bagian selatan yang lebih jauh di Jalur Gaza yang terkepung.
Dengan pertempuran yang kembali terjadi hingga hari ketiga, warga khawatir bahwa serangan udara dan artileri hanya awal dari operasi darat Israel di jalur selatan yang dapat mempersempit area mereka dan mungkin mencoba mengusir mereka ke wilayah Mesir.
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan setidaknya 193 warga Palestina tewas sejak gencatan senjata selama seminggu yang berakhir pada Jumat. Angka tersebut menambah lebih dari 15.000 warga Palestina tewas sejak dimulainya perang. Israel bersumpah untuk memusnahkan Hamas setelah serangan mereka pada 7 Oktober di Israel selatan yang menewaskan 1.200 orang dan lebih dari 200 orang disandera.
Berbicara di Dubai, Harris mengatakan Israel mempunyai hak untuk membela diri. Namun, hukum internasional dan kemanusiaan harus dihormati dan “terlalu banyak warga Palestina yang tidak bersalah telah terbunuh.”
“Sejujurnya, skala penderitaan warga sipil, serta gambar dan video yang berasal dari Gaza, sangat menyedihkan,” kata Harris kepada wartawan.
BACA JUGA: Pertempuran Hamas dan Israel Dimulai Kembali di GazaAustin memberikan komentarnya yang mungkin merupakan yang paling tegas hingga saat ini mengenai perlunya Israel melindungi warga sipil di Gaza, menyebutnya sebagai "tanggung jawab moral dan keharusan strategis."
"Jika Anda mendorong mereka ke pelukan musuh, Anda menggantikan kemenangan taktis dengan kekalahan strategis," ujar Austin dalam sebuah forum pertahanan di Simi Valley, California.
Austin, yang berjanji bahwa AS akan mendukung Israel sebagai "sahabat terdekat di dunia," juga mengatakan bahwa ia mendesak pejabat Israel untuk secara signifikan meningkatkan akses Gaza terhadap bantuan kemanusiaan.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, dalam konferensi pers di Tel Aviv pada Sabtu (2/12), mengatakan bahwa Israel terus bekerja secara koordinasi dengan AS dan organisasi internasional untuk menentukan "area aman" bagi warga sipil Gaza.
AS semakin vokal bahwa Israel harus mempersempit zona tempur dalam setiap serangan di Gaza selatan dan memastikan zona aman bagi non-kombatan.
AS semakin vokal bahwa Israel harus mempersempit zona tempur dalam setiap serangan di Gaza selatan dan memastikan zona aman bagi non-kombatan.
Israel berjanji untuk memusnahkan Hamas untuk selamanya. Kelompok Islam yang didukung Iran bersumpah akan menghancurkan Israel. Salah satu pejabatnya mengatakan Hamas akan mengulangi serangan 7 Oktober jika memungkinkan.
Militer Israel mengatakan mereka telah membunuh Wessam Farhat, komandan batalion Hamas yang mengirim pejuang untuk menyerang dua kibbutzim di dekat Jalur Gaza pada 7 Oktober. Militer juga menggambarkan dia sebagai salah satu perencana serangan tersebut.
Babak Baru Kehancuran
Mark Regev, penasihat senior Netanyahu, mengatakan Israel tidak ingin melihat warga sipil Gaza terjebak dalam baku tembak dan melakukan “upaya maksimal” untuk melindungi mereka.
Dia mengatakan bahwa ketika perang usai, Israel akan mencari “keamanan” untuk mencegah agar Hamas kembali mengambil posisi di perbatasan Gaza.
Robert Mardini, Ketua Komite Palang Merah Internasional, mengatakan kepada Reuters bahwa pertempuran baru ini merupakan “lapisan kehancuran baru yang terjadi setelah kehancuran besar-besaran yang belum pernah terjadi sebelumnya.”
Pejabat kesehatan Gaza mengatakan bahwa selain jumlah kematian, 650 orang terluka sejak gencatan senjata usai.
BACA JUGA: PBB Serukan Tindakan Tegas Solusi 2 Negara Saat Berlangsung Gencatan Senjata Hamas-IsraelDengan kondisi di dalam Gaza mencapai "batas putus asa," kata Mardini, truk bantuan pertama sejak berakhirnya gencatan senjata memasuki Gaza melalui perlintasan Rafah dari Mesir pada Sabtu (2/12), kata sumber keamanan Mesir dan Bulan Sabit Merah. Sebanyak 100 truk melewati perlintasan tersebut, kata sumber-sumber tersebut.
Seorang pejabat senior mengatakan bahwa Israel akan memfasilitasi penyediaan bantuan kemanusiaan kepada warga sipil Gaza.
Kedua pihak yang bertikai saling menyalahkan atas gagalnya gencatan senjata, di mana Hamas melepaskan sandera sebagai ganti tahanan Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel.
BACA JUGA: Presiden Mesir: Negara Palestina di Masa Depan Bisa Mengalami DemiliterisasiIsrael mengatakan pihaknya telah menarik kembali tim dari Qatar, tuan rumah perundingan tidak langsung dengan Hamas, dan menuduh faksi Palestina mengingkari kesepakatan untuk membebaskan semua perempuan dan anak-anak yang ditahannya.
Sementara itu, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan dia sedang menuju ke Qatar untuk mengupayakan gencatan senjata baru.
Namun Wakil Ketua Hamas mengatakan tidak ada tahanan yang akan ditukar dengan Israel kecuali ada gencatan senjata dan semua tahanan Palestina di Israel dibebaskan. [ah/ft]