Departemen Luar Negeri Amerika ikut mengkaji pertempuran di Timur Tengah setelah serangan udara Israel menghantam Kota Baalbek di Lebanon timur pada hari Rabu (30/10).
Serangan itu terjadi beberapa jam setelah militer Israel mengeluarkan peringatan evakuasi bagi penduduk di seluruh kota – termasuk di area kompleks kuil Romawi kuno yang terdaftar sebagai situs Warisan Dunia UNESCO.
“Kami mendukung hak mereka (Israel.red) untuk menyerang sasaran sah Hizbullah,” kata Juru Bicara Departemen Luar Negeri Matthew Miller. “Namun mereka sedianya melakukan hal itu dengan cara-cara yang tidak mengancam nyawa warga sipil,” tambah Miller. “Infrastruktur sipil dan situs warisan budaya harus juga dilindungi.”
Miller mengatakan dua pejabat pemerintah AS, Brett McGurk dan Amos Hochstein, sedang melakukan perjalanan ke Israel untuk membahas berbagai isu, termasuk resolusi diplomatik di Lebanon, serta bagaimana mengakhiri konflik di Gaza dan masalah regional lainnya.
“Kami pada akhirnya ingin melihat gencatan senjata. Kami ingin melihat resolusi diplomatik yang memungkinkan warga sipil baik di Lebanon dan Israel, kembali ke rumah mereka,” kata Miller.
Menurut perkiraan pemerintah Lebanon, sekitar 1,2 juta orang telah mengungsi akibat konflik di Lebanon.
Your browser doesn’t support HTML5
Sementara Kementerian Kesehatan mengatakan lebih dari 2.790 orang telah tewas dan 12.700 lainnya terluka sejak 8 Oktober 2023, ketika Hizbullah mulai menembakkan roket ke Israel, yang memicu tindakan pembalasan. Pasukan darat Israel menginvasi Lebanon selatan pada awal Oktober.
Israel serang Gaza utara
Dalam perkembangan lainnya, Kementerian Kesehatan Gaza pada hari Selasa (29/10) mengatakan setidaknya 70 orang tewas dalam serangan pertama dari dua serangan di kota Beit Lahiya di Gaza utara. Lebih dari separuh korban adalah perempuan dan anak-anak.
Militer Israel sebelumnya mengatakan pihaknya sedang menyelidiki serangan tersebut.
“Kami telah menyampaikan masalah ini kepada pemerintah Israel. Kami telah meminta mereka menjelaskan apa yang terjadi di sini, tidak hanya kepada kami, namun juga menjelaskannya secara terbuka,” kata Miller.
Korban tewas selama lebih dari satu tahun perang Israel-Hamas di Gaza telah melampaui 43.000 orang, lapor para pejabat Palestina pada hari Senin (28/10), tanpa membedakan antara warga sipil dan kombatan.
Perang Israel-Hamas dimulai setelah kelompok militan Hamas menyerbu Israel pada 7 Oktober 2023, menewaskan sekitar 1.200 orang – kebanyakan warga sipil – dan menculik 250 lainnya, yang sebagian besar telah dibebaskan dalam perjanjian gencatan senjata pertama November 2023. [ab/em]