Dalam satu minggu, lima negara bagian di Amerika Serikat (AS) mengeksekusi terpidana mati, yang menandai jumlah eksekusi mati yang luar biasa tinggi. Hal itu membalikkan tren penurunan eksekusi mati yang berlangsung selamat bertahun-tahun, baik dalam penggunaan maupun dukungan terhadap hukuman mati di AS.
Eksekusi pertama dilaksanakan pada Jumat (20/9) di Carolina Selatan. Dua terpidana mati lainnya di Missouri dan Texas, dinyatakan meninggal pada Selasa (24/9) malam setelah eksekusi, dan seorang narapidana di Oklahoma dieksekusi pada Kamis (26/9).
Eksekusi seorang pria di Alabama, juga pada Kamis, dengan menggunakan gas nitrogen menandai untuk pertama kalinya dalam lebih dari 20 tahun – sejak Juli 2003 – bahwa lima eksekusi mati dilakukan dalam waktu sepekan.
Statistik itu diungkap oleh Death Penalty Information Center, yang tidak mengambil posisi apa pun terkait hukuman mati, tetapi mengkritik cara negara bagian melaksanakan eksekusi.
Robin Maher, direktur eksekutif Death Penalty Information Center, mengatakan Amerika Serikat (AS) telah melaksanakan 1.600 eksekusi sejak hukuman mati diberlakukan kembali oleh Mahkamah Agung AS pada 1976.
Berikut beberapa hal yang perlu diketahui tentang eksekusi yang dilaksanakan sepanjang minggu ini di berbagai penjuru Amerika Serikat.
Bagaimana lima eksekusi dilakukan dalam rentang waktu satu minggu?
Para ahli mengatakan bahwa lima eksekusi yang dijadwalkan dalam kurun waktu satu minggu hanyalah sebuah anomaly. Hal itu terjadi karena pengadilan atau pejabat terpilih di masing-masing negara bagian menetapkan tanggal pada waktu yang hampir bersamaan setelah para narapidana sudah tidak bisa lagi mengajukan banding.
"Saya tidak mengetahui alasan apa pun selain kebetulan" kata Eric Berger, seorang profesor hukum di Universitas Nebraska yang memiliki keahlian dalam hukuman mati dan suntikan mematikan.
BACA JUGA: Negara Bagian Washington Akhirnya Tutup Satu-satunya Ruang EksekusiBerger mengatakan ada beberapa faktor yang mengakibatkan penumpukan pelaksanaan hukuman mati, antara lain negara bagian tidak bisa mendapatkan obat-obatan untuk melaksanakan hukuman mati, seperti yang terjadi di South Carolina, atau moratorium yang diakibatkan oleh eksekusi yang gagal, seperti yang terjadi di Oklahoma.
South Carolina
Eksekusi pertama dari lima hukuman mati ini dilakukan pada Jumat (20/9) di South Carolina terhadap Freddie Owens atas pembunuhan seorang pegawai toko swalayan saat perampokan pada 1997.
Eksekusi tersebut merupakan pelaksanaan hukuman mati yang pertama di South Carolina dalam 13 tahun akibat penundaan yang tidak disengaja. Hukuman mati Owens tertunda lama karena para pejabat Lembaga pemasyarakatan (lapas) negara bagian tidak bisamendapatkan obat-obatan yang dibutuhkan untuk suntikan mematikan. Untuk melaksanakan eksekusi, negara bagian beralih dari pemakaian tiga obat ke protokol baru dengan menggunakan satu obat penenang, pentobarbital.
Missouri
Di Missouri pada Selasa (24/9) malam, Marcellus Williams dihukum mati dengan suntikan mematikan atas penusukan yang menewaskan seorang perempuan pada 1998 di pinggiran kota St. Louis, University City.
Pengacara Williams pada Senin (23/9) berpendapat bahwa Mahkamah Agung negara bagian harus menghentikan eksekusinya atas dugaan kesalahan prosedural dalam pemilihan juri dan dugaan kesalahan penanganan senjata pembunuh oleh jaksa penuntut. Namun pengadilan tinggi negara bagian menolak argumen tersebut, dan Gubernur Mike Parson menolak permintaan grasi Williams, yang membuka jalan bagi eksekusinya untuk dilanjutkan.
Texas
Juga pada Selasa, terpidana mati di Texas yaitu Travis Mullis, dieksekusi dengan suntikan mematikan. Mullis adalah seorang pria dengan riwayat penyakit mental yang telah berulang kali berusaha untuk melepaskan haknya untuk mengajukan banding atas hukuman matinya. Dia dijatuhi hukuman mati karena membunuh putranya yang berusia 3 bulan pada Januari 2008.
Dalam surat yang diserahkan kepada Hakim Pengadilan Distrik AS George Hanks di Houston, Mullis menulis pada Februari bahwa ia tidak ingin mengajukan banding lebih lanjut atas kasusnya. Dia menyatakan bahwa "hukumannya sesuai dengan kejahatannya." Pria berusia 38 tahun itu adalah narapidana keempat yang dihukum mati tahun ini di Texas. Texas menjadi negara bagian di AS yang paling sibuk dengan urusan hukuman mati.
Alabama
Alabama melaksanakan eksekusi kedua di negara itu dengan menggunakan gas nitrogen pada Kamis (26/9), setelah menjadi negara bagian pertama yang menggunakan prosedur baru tersebut pada Januari. Alan Eugene Miller yang berusia 59 tahun, dinyatakan meninggal pada pukul 18.38 waktu setempat di sebuah penjara di Alabama selatan.
Metode eksekusi tersebut dilakukan dengan memasang masker dipasang di atas kepala narapidana yang mengakibatkan narapidana tersebut terpaksa menghirup nitrogen murni. Pada 2022, Miller mendapat penangguhan hukuman mati setelah eksekusinya dibatalkan karena petugas tidak dapat menyambungkan selang infus. Dia dijatuhi hukuman mati setelah divonis bersalah membunuh tiga orang dalam penembakan di tempat kerja pada 1999.
BACA JUGA: Alabama Eksekusi Mati Seorang Pria dengan Gas NitrogenOklahoma
Di Oklahoma, Emmanuel Littlejohn menerima suntikan mematikan juga pada Kamis setelah divonis mati atas perannya dalam penembakan yang menewaskan seorang pemilik toko swalayan saat perampokan pada 1992. Littlejohn mengakui perannya dalam perampokan tersebut, tetapi mengklaim bahwa ia tidak melepaskan tembakan yang mematikan itu. Dewan Pengampunan dan Pembebasan Bersyarat negara bagian dalam voting dengan hasil 3-2, setuju merekomendasi kepada Gubernur Kevin Stitt agar mengampuni Littlejohn. Namun Stitt menolak rekomendasi itu. [rz/ft]