AS Evakuasi Diplomat, Tutup Kedubes di Sudan yang Dilanda Kekerasan

  • Associated Press
    VOA

Asap membubung di Khartoum, Sudan dekat Rumah Sakit Internasional Doha di tengah konflik berdarah antara dua faksi di negara itu, 21 April 2023. (Foto: Maheen S via AP)

Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) menangguhkan untuk sementara waktu seluruh kegiatan kedutaan besar di Khartoum, Sudan, dan segera mengevakuasi semua personel dan keluarga mereka seiring memuncaknya aksi kekerasan di negara itu; demikian petikan pernyataan resmi yang dikeluarkan Sabtu (22/4) malam.

Menteri Luar Negeri Antony Blinken mengatakan “menangguhkan operasi di salah satu kedutaan kami selalu merupakan keputusan yang sulit, tetapi keselamatan personel kami merupakan tanggung jawab utama saya. Saya mengarahkan tindakan sementara ini karena semakin serius dan meningkatnya risiko keamanan akibat konflik antara Angkatan Bersenjata Sudan dan Rapid Support Forces (Pasukan Pendukung Cepat). Pertempuran yang meluas telah menyebabkan banyak kematian dan cedera di kalangan warga sipil, serta kerusakan infrastruktur yang penting, dan hal ini menimbulkan risiko yang tidak dapat diterima oleh personil kedutaan besar kita.”

Lebih jauh Blinken memastikan akan “terus membantu warga Amerika di Sudan untuk merencanakan upaya keselamatan mereka dan memberikan pembaruan rutin kepada warga Amerika di wilayah itu.” Ditambahkannya, “kami juga akan terus berkoordinasi dengan sekutu dan mitra kami, serta mitra-mitra lokal, guna memastikan keselamatan personil mereka,”

Asap terlihat membubung dari gedung-gedung selama bentrokan antara Pasukan Dukungan Cepat paramiliter dan tentara di Khartoum Utara, Sudan. 22 April 2023. (Foto: REUTERS/ Mohamed Nureldin Abdallah)

Lewat pernyataan resmi itu Blinken kembali menggarisbawahi seruannya kepada kedua belah pihak yang bertikai di Sudan “untuk memperpanjang dan memperluas gencatan senjata saat Idulfitri, menjadi langkah untuk menghentikan permusuhan yang berkelanjutan guna mencegah kemunduran lebih lanjut pada bangsa Sudan. Kami mengingatkan kedua pihak yang bertikai tentang kewajiban mereka sesuai hukum humaniter internasional, termasuk kewajiban melindungi warga sipil.”

“Amerika,” tegas Blinken, “bermitra dengan kawasan dan komunitas internasional, akan terus menekankan upaya untuk mengakhiri pertempuran ini dan kembali ke proses transisi ke pemerintahan sipil.”

Pasukan AS berhasil meninggalkan wilayah udara Sudan setelah menerbangkan personel Kedubes AS keluar dari Khartoum, Ibu Kota Sudan, kata seorang pejabat AS, mengonfirmasi evakuasi itu.

BACA JUGA: Gedung Putih: Tidak Ada Rencana Evakuasi Warga Amerika di Sudan

Perintah Presiden Biden

Presiden Joe Biden memerintahkan tentara AS untuk mengevakuasi personel kedutaan setelah menerima rekomendasi dari tim keamanan nasional pada Sabtu (22/4) bahwa konflik bersenjata di Sudan tidak menunjukkan tanda-tanda akan berakhir.

Perintah evakuasi itu berlaku untuk sekitar 70 warga negara Amerika. Tentara AS menerbangkan mereka dari sebuah titik pendaratan di kedubes ke sebuah lokasi yang tidak disebutkan.

Presiden AS Joe Biden di Washington. (Foto: Reuters)

Biden, dalam pernyataan terpisah pada Sabtu (22/4) malam, mengatakan proses evakuasi sudah selesai dan menyampaikan terima kasih kepada tentara AS yang melaksanakan misi itu.

“Saya bangga dengan komitmen luar biasa para staf Kedutaan Besar AS di Sudan, yang melaksanakan tugas mereka dengan keberanian dan profesionalisme, serta mewujudkan persahabatan dan hubungan dengan rakyat Sudan,” ujar Biden seraya menambahkan “saya berterima kasih dengan keahlian tak tertandingi para anggota kita yang berhasil membawa mereka ke tempat yang aman.”

Biden juga menyampaikan terima kasih kepada Djibouti, Ethiopia dan Arab Saudi yang menurutnya memainkan peran penting dalam “keberhasilan operasi tersebut.”

Asap terlihat di Khartoum, Sudan, Sabtu, 22 April 2023. (Foto: AP)

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO), konflik bersenjata itu sudah menewaskan lebih dari 400 orang sejak pecah pada 15 April antara dua faksi yang memperebutkan kekuasaan di Sudan. Kekerasan itu termasuk serangan tak beralasan terhadap konvoi diplomat AS dan sejumlah insiden yang mengakibatkan diplomat asing dan pekerja bantuan tewas, terluka atau diserang.

Gedung Putih sudah menyatakan tidak akan mengevakuasi warga negara AS yang terjebak di Sudan. Menurut catatan Kedubes AS, ada sekitar 16.000 warga sipil AS yang tinggal di Sudan.

BACA JUGA: Pentagon Tempatkan Pasukan di Dekat Sudan

Deplu memperingatkan angka itu mungkin tidak akurat karena tidak ada kewajiban bagi warga AS untuk mendaftar atau memberitahu pihak Kedubes saat mereka keluar dari Sudan.

Pertikaian di Sudan antara dua pasukan yang loyal kepada dua jenderal telah membuat negara itu berisiko akan kolaps dan bisa mengakibatkan konsekuensi-konsekuensi merembet keluar perbatasan negara.

Akibat konflik bersenjata itu, jutaan orang terperangkap di wilayah-wilayah perkotaan, mencari perlindungan dari tembakan senjata, ledakan dan penjarahan. [ft/em/ah]