Pemerintah Amerika Serikat (AS), Sabtu (14/10), menyarankan warga negara AS di Gaza agar pindah ke selatan ke arah penyeberangan perbatasan Rafah dengan Mesir untuk bersiap menghadapi kemungkinan pembukaan kembali. Imbauan itu dikeluarkan setelah serangan Hamas di Israel yang memicu pembalasan militer Israel di daerah kantong pantai yang padat penduduknya.
Washington bekerja sama dengan Mesir, Israel dan Qatar untuk mencoba membuka penyeberangan Rafah untuk waktu terbatas pada Sabtu sore agar warga Palestina-Amerika bisa meninggalkan wilayah itu, kata seorang pejabat Departemen Luar Negeri AS yang ikut rombongan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, kepada para wartawan.
BACA JUGA: Biden Bahas Konflik Israel-Hamas dengan PM Israel, Presiden PalestinaNamun, masih belum jelas apakah kelompok Hamas, yang menguasai Gaza, akan mengizinkan akses ke penyeberangan itu atau apakah warga negara AS bisa keluar, kata pejabat itu. Tidak segera diketahui juga apakah AS akan mencoba lagi membuka Rafah pada Minggu (15/10).
“Kami telah memberitahu warga negara AS di Gaza yang berkomunikasi dengan kami bahwa jika mereka menilai kondisinya aman, mereka bisa bergerak mendekati penyeberangan perbatasan Rafah,” kata seorang juru bicara Deplu AS.
“Kemungkinan tidak banyak pemberitahuan jika penyeberangan dibuka dan (penyeberangan) itu mungkin hanya dibuka untuk waktu yang terbatas.”
Pemerintah AS memperkirakan jumlah orang dengan dwi kewarganegaraan Palestina-Amerika di Gaza mencapai antara 500 hingga 600 dari 2,3 juta populasi penduduk di jalur itu. Washington berharap bisa menyelamatkan sebanyak mungkin warga negaranya dari bahaya.
Pada hari ketiga kunjungannya yang paling ekstensif ke Timur Tengah, Menlu AS Blinken bertemu dengan Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan di Riyadh. Blinken bekerja dengan para sekutu di wilayah itu untuk mencegah agar perang antara Israel dan Hamas tidak meluas menjadi konflik yang lebih luas dan membantu pembebasan sandera yang diculik oleh kelompok Islamis itu.
Setelah lawatan ke Uni Emirat Arab (UEA), Blinken akan kembali ke Riyadh. Dalam persinggahan kedua di Riyadh, Blinken mungkin bisa bertemu dengan Putra Mahkota Mohammed bin Salman, penguasa de facto Kerajaan Arab Saudi.
BACA JUGA: Menlu AS Serukan ‘Kejelasan Moral’ dalam Mengutuk HamasWashington juga bersikukuh mencegah Iran agar tidak terlibat dalam konflik itu. Maka, Blinken juga berbicara melalui telepon dengan Menteri Luar Negeri China Wang Yi. Blinken meminta Wang Yi untuk membantu mencegah agar konflik itu tidak meluas, kata juru bicara Deplu AS Matthew Miller.
Pembicaraan tersebut adalah kontak tingkat pejabat tinggi pertama antara Washington dan Beijing sejak serangan Hamas pada pekan lalu dan digelar di tengah meningkatnya ketegangan antara dua kekuasaan yang saling bersaing dalam berbagai isu.
Melindungi warga sipil
Blinken memulai lawatan di Israel di mana dia menyuarakan dukungan AS untuk sekutu terdekat AS di Timur Tengah dalam perang melawan Hamas. Pada 7 Oktober, orang-orang bersenjata dari kelompok itu menyerbu kota-kota Israel, membunuh 1.300 orang dan menyandera puluhan lainnya ke Gaza. Pembalasan militer Israel atas serangan Hamas sudah menewaskan lebih dari 2.200 orang dan menghancurkan seluruh permukiman-permukiman itu.
Seorang pejabat Deplu AS mengatakan pada Sabtu (14/10) bahwa 29 warga Amerika dipastikan meninggal setelah serangan Hamas dan 15 masih hilang.
Berbicara sebelum pertemuan di Riyadh, Blinken mengatakan melindungi warga sipil dari kedua belah pihak yang berkonflik adalah sangat penting.
“Dan kita bekerja sama untuk melakukan hal itu, khususnya bekerja untuk membuka area-area aman di Gaza, bekerja untuk membuka koridor-koridor agar bantuan keamanan bisa menjangkau orang-orang yang membutuhkannya,”
“Tak satu pun dari kita yang ingin melihat penderitaan yang dialami oleh warga sipil dari pihak mana pun, di Israel, di Gaza, atau di mana saja. Dan kita bekerja sama untuk melakukan yang terbaik untuk melindungi mereka,” imbuhnya.
BACA JUGA: Negara-negara Arab Imbau Warga Palestina Tak Tinggalkan Wilayah MerekaDalam pernyataan yang dirilis oleh Departemen Luar Negeri AS, Menteri Luar Negeri Arab Saudi mengatakan yang menjadi prioritas adalah menghentikan penderitaan warga sipil tambahan.
Dalam kunjungan pertamanya ke Riyadh, Blinken melawat ke Uni Emirat Arab untuk bertemu dengan Presiden Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri China dalam pernyataannya mengatakan bahwa Menlu Wang mengusulkan diadakannya konferensi perdamaian internasional mengenai krisis itu. Dia juga mengusulkan agar kedua pejabat itu membicarakan hubungan AS-China yang menunjukkan tanda-tanda stabilisasi.
Blinken dijadwalkan terbang ke Mesir pada Minggu (15/10) sebelum kembali ke Washington. [ft/ah]