Amerika Serikat mengatakan pada Rabu (16/10) pihaknya telah diberitahu oleh India, bahwa seorang agen intelijen yang dituduh mengatur rencana pembunuhan di wilayah AS, tidak lagi bekerja di pemerintahan.
Tindakan New Delhi tersebut sangat kontras dengan pendekatannya yang menantang terhadap tuduhan serupa yang dilontarkan oleh Kanada di mana Perdana Menteri Justin Trudeau pada Rabu menuduh India melanggar kedaulatan negaranya.
Sebuah komite India yang dibentuk untuk memeriksa kasus di AS, mengunjungi Washington untuk melakukan pembicaraan pada Selasa (15/10). Kunjungan tersebut merupakan sebuah proses diplomatik yang meredakan ketegangan yang terjadi, tepat ketika pertikaian antara India dan Kanada meningkat jauh lebih terbuka.
“Kami telah menerima kabar terbaru dari mereka tentang penyelidikan yang telah mereka lakukan. Itu adalah pertemuan yang produktif,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri, Matthew Miller kepada para jurnalis.
“Mereka memberi tahu kami bahwa individu yang disebutkan dalam dakwaan Departemen Kehakiman tidak lagi menjadi pegawai pemerintah India,” kata Miller lagi.
BACA JUGA: PM Kanada: Campur Tangan India “Kesalahan yang Mengerikan”“Kami puas dengan kerja sama yang terjalin,” imbuhnya.
Jaksa AS mendakwa seorang warga negara India pada November lalu, atas upaya yang digagalkan di New York, untuk membunuh seorang advokat bagi kelompok separatis Sikh yang ingin memisahkan diri di India.
Dakwaan tersebut menggambarkan seorang “pegawai pemerintah India” yang tidak disebutkan namanya secara publik, sebagai perekrut pembunuh bayaran dan mengarahkan rencana pembunuhan dari jarak jauh, termasuk dengan mengatur pengiriman uang tunai sebesar US$15,000.
The Hindustan Times, mengutip seorang pejabat AS yang tidak disebutkan namanya, mengatakan pada Senin (14/10) bahwa India tidak hanya memindahkan tetapi juga menangkap pegawai tersebut dalam “dakwaan lokal.”
Departemen Luar Negeri tidak mengonfirmasi penangkapan tersebut.
The Washington Post, dalam sebuah artikel ekstensif pada April, mengidentifikasi pegawai tersebut sebagai Vikram Yadav, seorang perwira di badan intelijen India, yang dikenal sebagai Research and Intelligence Wing (RAW). [ns/jm]