Amerika mendesak sanksi terhadap peluncuran roket Korea Utara, yang disebut pelanggaran resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Pemerintah Amerika Serikat menyatakan menginginkan adanya konsekuensi-konsekuensi bagi Korea Utara, setelah negara komunis itu menentang peringatan internasional dan berhasil meluncurkan roket jarak jauh pada Rabu (12/12).
Duta Besar Amerika untuk PBB Susan Rice mengatakan, peluncuran itu merupakan pelanggaran jelas terhadap resolusi-resolusi PBB yang melarang Pyongyang melakukan peluncuran misil atau ujicoba nuklir. Ia berbicara kepada wartawan setelah Dewan Keamanan PBB mengecam peluncuran tersebut.
Peluncuran itu dianggap membawa Korea Utara satu langkah mendekati kemampuan meluncurkan senjata berhulu ledak nuklir hingga sejauh ke Amerika Serikat, meskipun Pyongyang bersikeras bahwa tujuan peluncuran itu hanyalah untuk menempatkan satelit cuaca dalam orbit bumi.
Militer Amerika telah mengukuhkan bahwa sebuah obyek tampak telah mencapai orbit, namun menyatakan sedang meneliti mengenai misi benda tersebut dan apakah satelit itu dapat berkomunikasi dengan Pyongyang.
Para pejabat Amerika yang tidak disebutkan namanya berbicara kepada wartawan bahwa Korea Utara mungkin belum dapat menguasai satelit itu sepenuhnya. Sebagian dari mereka memperingatkan bahwa satelit itu belum mencapai orbit yang stabil.
Menteri Pertahanan Leon Panetta mengatakan kepada CNN bahwa Amerika masih mengevaluasi apakah misi itu berhasil atau apakah satelit itu telantar di antariksa.
Kementerian Pertahanan Korea Selatan Kamis menyatakan satelit itu mengorbit Bumi dengan normal, tetapi belum jelas misi yang dijalankan satelit itu.
Duta Besar Amerika untuk PBB Susan Rice mengatakan, peluncuran itu merupakan pelanggaran jelas terhadap resolusi-resolusi PBB yang melarang Pyongyang melakukan peluncuran misil atau ujicoba nuklir. Ia berbicara kepada wartawan setelah Dewan Keamanan PBB mengecam peluncuran tersebut.
Peluncuran itu dianggap membawa Korea Utara satu langkah mendekati kemampuan meluncurkan senjata berhulu ledak nuklir hingga sejauh ke Amerika Serikat, meskipun Pyongyang bersikeras bahwa tujuan peluncuran itu hanyalah untuk menempatkan satelit cuaca dalam orbit bumi.
Militer Amerika telah mengukuhkan bahwa sebuah obyek tampak telah mencapai orbit, namun menyatakan sedang meneliti mengenai misi benda tersebut dan apakah satelit itu dapat berkomunikasi dengan Pyongyang.
Para pejabat Amerika yang tidak disebutkan namanya berbicara kepada wartawan bahwa Korea Utara mungkin belum dapat menguasai satelit itu sepenuhnya. Sebagian dari mereka memperingatkan bahwa satelit itu belum mencapai orbit yang stabil.
Menteri Pertahanan Leon Panetta mengatakan kepada CNN bahwa Amerika masih mengevaluasi apakah misi itu berhasil atau apakah satelit itu telantar di antariksa.
Kementerian Pertahanan Korea Selatan Kamis menyatakan satelit itu mengorbit Bumi dengan normal, tetapi belum jelas misi yang dijalankan satelit itu.