Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Amerika Serikat, John Kirby, pada Kamis (4/1) mengatakan "ISIS-K masih menjadi ancaman teroris yang nyata di kawasan itu."
Kirby menyampaikan hal tersebut ketika menjawab pertanyaan wartawan tentang klaim kelompok ISIS-K terhadap dua serangan bom bunuh diri yang menarget massa yang sedang memperingati empat tahun kematian seorang jenderal berpengaruh Iran, yang tewas dalam serangan pesawat tak berawak AS pada tahun 2020.
Pemboman pada hari Rabu (3/1) itu menandai serangan militan terburuk yang menyerang Iran dalam beberapa dekade terakhir, yang terjadi di saat wilayah Timur Tengah masih berada dalam keadaan tegang.
Beberapa pakar yang mengkaji kelompok itu telah mengonfirmasi bahwa pernyataan yang diedarkan secara online di antara para jihadis pada hari Kamis, berasal dari para ekstremis. Mereka kemungkinan besar berharap untuk mengambil keuntungan dari kekacauan yang mencengkeram wilayah itu di tengah perang Israel-Hamas di Jalur Gaza.
BACA JUGA: ISIS Mengaku Bertanggung Jawab atas Ledakan Maut di IranSerangan hari Rabu di Kerman itu menewaskan sedikitnya 84 orang dan melukai 284 lainnya.
Kelompok ekstremis yang pernah menguasai wilayah yang luas di Irak dan Suriah dalam kekhalifahan yang dideklarasikannya pada tahun 2014, telah dipukul mundur oleh pasukan yang dipimpin oleh Amerika Serikat beberapa tahun lalu. Kelompok tersebut kini telah porak poranda, meskipun tetap dapat melakukan serangan besar.
Di Afghanistan, misalnya, kelompok ISIS diyakini telah tumbuh sejak jatuhnya pemerintah yang didukung Barat ke tangan Taliban pada pertengahan Agustus 2021.
Seluruh pergolakan ini terjadi ketika pemerintahan Biden sedang bergulat dengan situasi yang semakin tegang dan tidak stabil di Timur Tengah. [em/jm]