Amerika Serikat (AS) akan mempertimbangkan kemungkinan memulihkan persetujuan migrasi dengan Kuba, menurut pejabat senior menjelang perundingan AS-Kuba seputar isu migrasi yang berlangsung pada minggu ini.
“Kami memiliki persetujuan migrasi dengan Kuba selama bertahun-tahun. Persetujuan itu tidak diteruskan, dan kami akan menjajaki kemungkinan melanjutkannya,” kata Menteri Keamanan Dalam Negeri Alejandro Mayorkas, pada Rabu (20/4), dalam sebuah konferensi pers di Panama.
BACA JUGA: Berselisih dengan Biden, Gubernur Texas Kirim Bus Berisi Imigran ke Ibu Kota AS“Ini adalah cerminan dari komitmen kami pada jalur sah, tertib, dan manusiawi sehingga orang-orang, termasuk warga Kuba, tidak menyeberang lautan (ketika menuju ke AS), misalnya, yang merupakan perjalanan berbahaya dan luar biasa,” tambahnya dia.
Pejabat AS mengatakan mereka melihat peningkatan signifikan dari migran Kuba yang tidak terdokumentasi menuju ke AS, baik melalui jalur darat maupun laut. Warga Kuba kini merupakan kelompok kedua terbesar yang tiba di perbatasan AS-Meksiko.
Pihak pemerintah Kuba sendiri mengatakan bahwa sanksi yang diberlakukan oleh pemerintah AS dan keputusan sebelumnya untuk menutup konsuler AS di Havana adalah alasan meningkatnya jumlah migran ilegal asal Kuba.
Pada Maret lalu, Washington mengatakan pihaknya sudah melanjutkan proses visa secara terbatas untuk warga Kuba, guna memfasilitasi kontak diplomatik dan kontak dengan masyarakat di sana, serta juga penyatuan keluarga.
Kedutaan AS di Havana telah mulai proses visa imigrasi secara terbatas. Konsuler AS akan terus menyediakan layanan penting bagi warga negara Amerika dan pengolahan visa non-imigran darurat dan terbatas.
BACA JUGA: Kedatangan Migran Melonjak di AS, Capai Rekor TertinggiKedutaan AS di Georgetown, Guyana, akan tetap menjadi lokasi utama untuk pendaftar visa imigran asal Kuba.
Mayorkas dan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken berada di Panama untuk menghadiri sebuah KTT yang dihadiri lebih dari 20 negara guna membahas migrasi dan isu kawasan lainnya. [jm/ps]