Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Jepang telah meminta kepada Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) agar menyelesaikan sengketa mereka dengan Tiongkok atas pembatasan tanah nadir (rare-earth).
Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Jepang telah meminta kepada Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) agar menyelesaikan sengketa mereka dengan Tiongkok karena Tiongkok membatasi ekspor logam tanah nadir (rare earth), bahan-bahan yang sangat penting yang digunakan untuk produk-produk seperti baterai mobil hibrida, kincir angin, dan elektronika.
Duta Perdagangan Amerika Ron Kirk mengatakan sangatlah penting bahwa pekerja Amerika dan pabrik memperoleh akses yang adil dan sama untuk bahan baku tersebut. Tiongkok telah menyatakan kesediaannya untuk melaksanakan perjanjian tersebut saat Tiongkok bergabung dengan WTO.
Lebih dari 90 persen dari 17 jenis logam tanah nadir diperoleh dari Tiongkok. Amerika, Uni Eropa, dan Jepang menuduh Tiongkok membatasi ekspornya untuk memberi pasokan terhadap industri dalam negerinya sendiri, kelebihan yang tidak adil di pasar internasional.
Para pejabat Tiongkok mengatakan mereka harus menghemat logam tanah nadir dan logam lain karena alasan lingkungan.
WTO mengambil keputusan yang mengalahkan Tiongkok dalam tuntutan sebelumnya yang diajukan oleh AS bulan Maret. Tetapi, pejabat Amerika, Eropa, dan Jepang masih menyatakan ketidakpuasan mereka atas jawaban Tiongkok.
Duta Perdagangan Amerika Ron Kirk mengatakan sangatlah penting bahwa pekerja Amerika dan pabrik memperoleh akses yang adil dan sama untuk bahan baku tersebut. Tiongkok telah menyatakan kesediaannya untuk melaksanakan perjanjian tersebut saat Tiongkok bergabung dengan WTO.
Para pejabat Tiongkok mengatakan mereka harus menghemat logam tanah nadir dan logam lain karena alasan lingkungan.
WTO mengambil keputusan yang mengalahkan Tiongkok dalam tuntutan sebelumnya yang diajukan oleh AS bulan Maret. Tetapi, pejabat Amerika, Eropa, dan Jepang masih menyatakan ketidakpuasan mereka atas jawaban Tiongkok.