Abkhazia dan Ossetia Selatan adalah bagian dari Georgia. Posisi Amerika mengenai keduanya tidak pernah goyah, tambah pernyataan Deplu AS itu.
Pertikaian ini menjadi ketegangan terbaru dalam hubungan Amerika-Rusia terutama menyangkut Suriah. Rusia memberi dukungan militer kepada pemerintah Suriah dalam perang saudara yang sudah tujuh tahun, menewaskan setengah juta orang dan memaksa lebih dari separuh dari jumlah penduduk negeri itu pra perang saudara mengungsi.
Hari Selasa (29/5), Georgia mengatakan akan memutuskan hubungan diplomatik dengan Suriah karena Damaskus mengakui Abkhazia dan Ossetia Selatan sebagai negara merdeka.
Rusia, Nikaragua, Venezuela dan Nauru sudah lebih dulu mengakui kemerdekaan Abkhazia dan Ossetia Selatan yang memisahkan diri dari Georgia pasca runtuhnya Uni Soviet.
Setelah perang awal tahun 1990-an, Georgia dan Rusia kembali terlibat perang mengenai kedua wilayah itu pada bulan Agustus 2008.
Amerika dan Uni Eropa mendukung Georgia dan mencap operasi Rusia sebagai pencaplokan wilayah secara terang-terangan.
Pekan lalu menteri luar negeri Amerika, Mike Pompeo menjanjikan dukungan keamanan dan ekonomi yang lebih kuat kepada Georgia. Ia juga berseru kepada Rusia menarik pasukanya dari Abkhazia dan Ossetia Selatan berdasarkan perjanjian gencatan senjata perang tahun 2008.
Juru bicara Heather Naurt mengatakan, “Kami sepenuhnya mendukung kedaulatan, kemerdekaan dan keutuhan wilayah Georgia dalam tapal batas yang diakui internasional dan berseru kepada semua negara untuk berbuat serupa.”
Aneksasi Moskow atas kawasan Krimea di Ukraina timur tahun 2014 juga telah menyulut perang di sana antara separatis pro Rusia dan pasukan pemerintah Ukraina yang telah menewaskan lebih dari 10 ribu orang dalam tiga tahun. [al]