Amerika Serikat diperkirakan menjatuhkan sanksi kepada Rusia terkait peracunan terhadap Alexei Navalny yang kerap mengkritik Kremlin, sedini Selasa (2/3), kata dua sumber yang mengetahui hal itu.
Keputusan Presiden Joe Biden untuk menjatuhkan sanksi atas kasus peracunan Navalny mencerminkan sikap yang lebih keras dibandingkan dengan yang dilakukan pendahulunya, Donald Trump, yang membiarkan insiden bulan Agustus lalu berlalu tanpa tindakan hukuman dari AS.
Kremlin mengatakan, Selasa (2/3) bahwa setiap sanksi baru AS terkait perlakuan terhadap Navalny tidak akan mencapai sasaran dan hanya akan memperburuk hubungan yang sudah tegang.
Navalny jatuh sakit saat dalam penerbangan di Siberia pada bulan Agustus dan diterbangkan ke Jerman, di mana dokter menyimpulkan bahwa ia telah diracun dengan gas saraf. Kremlin telah membantah terlibat dalam upaya membuat Navalny jatuh sakit dan mengatakan tidak ada bukti bahwa ia diracun.
BACA JUGA: Pakar HAM PBB Serukan Penyelidikan atas Kasus NavalnyDua sumber yang berbicara dengan syarat anonim, Senin (1/3) mengatakan bahwa AS diperkirakan akan memberlakukan sanksi di bawah dua perintah eksekutif : perintah eksekutif 13661, yang dikeluarkan setelah invasi Rusia ke Krimea tetapi memberi kewenangan lebih luas untuk menarget para pejabat Rusia; dan perintah eksekutif 13382 yang dikeluarkan pada tahun 2005 untuk mengatasi proliferasi senjata pemusnah massal.
Kedua perintah eksekutif itu memungkinkan Amerika Serikat membekukan aset mereka yang ditargetkan serta praktis melarang perusahaan-perusahaan dan individu-individu AS untuk bertransaksi dengan mereka.
Menurut para sumber, pemerintahan Biden juga berencana akan bertindak di bawah Undang-Undang Pengendalian Senjata Kimia dan Biologis dan Penghapusan Perang pada tahun 1991, yang memuat langkah-langkah sanksi.
Kedua sumber itu menambahkan bahwa beberapa individu yang menjadi sasaran sanksi itu akan diumumkan sedini Selasa, namun mereka menolak memberitahu nama target atau sanksi-sanksi lain apa yang akan diberlakukan.
Washington akan tetap memberi keringanan untuk memperbolehkan bantuan asing dan lisensi ekspor tertentu bagi Rusia.
Departemen Luar Negeri tidak segera merespons permintaan tanggapan tentang kemungkinan sanksi.
Seorang sumber ketiga mengatakan aksi AS mungkin dikoordinasikan dengan sanksi yang dapat diberlakukan Uni Eropa sedini hari Selasa. [lj/uh]