Korea Selatan dan AS mengadakan demonstrasi kekuatan udara yang melibatkan 20 jet tempur Selasa (7/6). Ini adalah unjuk kekuatan militer terbaru kedua sekutu ini di tengah-tengah pertanda Korea Utara mungkin akan melakukan uji coba nuklir dalam waktu dekat.
Latihan yang diselenggarakan di lepas pantai barat Korea Selatan itu merupakan tanggapan terhadap peluncuran delapan rudal balistik Korea Utara yang tidak pernah terjadi sebelumnya, pada hari Minggu, menurut pernyataan Kementerian Pertahanan Nasional Korea Selatan.
Foto-foto yang dirilis militer Korea Selatan memperlihatkan pesawat yang terbang dalam formasi segitiga yang rapat. Latihan itu melibatkan 16 jet tempur Korea Selatan – termasuk F-35A, F-15K dan KF-16 – serta empat jet tempur F-16 dari Angkatan Udara AS, menurut Seoul.
“Korea Selatan-AS telah menunjukkan kemampuan dan kemauannya yang kuat untuk menyerang provokasi Korea Utara dengan cepat dan akurat,” kata militer Korea Selatan. Kedua negara sedang mengawasi provokasi lebih lanjut yang dilakukan Korea Utara, lanjutnya.
Korea Utara hari Minggu meluncurkan delapan rudal balistik jarak pendek ke arah laut dalam periode 35 menit, menurut militer Korea Selatan. Ini adalah peluncuran rudal putaran ke-18 sepanjang tahun ini.
Hari Senin, AS dan Korea Selatan menanggapinya dengan meluncurkan delapan rudal mereka sendiri ke lautan.
Korea Selatan dan AS telah meningkatkan unjuk kekuatan militer secara terbuka dalam menanggapi uji rudal Korea Utara yang meningkat.
BACA JUGA: Tanggapi Uji Coba Senjata Korea Utara, AS dan Korea Selatan Tembakkan 8 Rudal BalistikPresiden baru Korea Selatan yang konservatif, Yoon Suk Yeol, telah bertekad akan menanggapi dengan cepat dan tegas apa yang ia sebut sebagai provokasi Korea Utara.
Dalam pertemuan puncak bulan lalu, Yoon dan Presiden AS Joe Biden mendiskusikan penyelenggaraan latihan militer bersama yang lebih besar, yang telah dikurangi di bawah pemerintahan Korea Selatan sebelumnya.
Ada juga tanda-tanda bahwa Korea Utara dapat melancarkan uji coba nuklirnya yang ketujuh, suatu langkah yang dapat meningkatkan ketegangan regional lebih jauh.
Hari Senin, Dirjen Badan Energi Atom Internasional Rafael Mariano Grossi mengatakan salah satu terowongan masuk telah dibuka di lokasi uji coba nuklir Korea Utara, kemungkinan sebagai persiapan bagi uji coba nuklir.
Tes semacam itu, ujarnya, “akan bertentangan dengan resolusi Dewan Keamanan PBB dan akan menyebabkan kekhawatiran serius.”
Korea Utara sedang berada di tengah-tengah salah satu tahun tersibuknya dalam melakukan uji coba senjata. Negara itu sedang berupaya mencapai kemajuan dalam pembuatan senjata yang dikemukakan pemimpin Kim Jong Un pada 2021. [uh/lt]