AS: 'Krimea Tetap Bagian Ukraina'

Sejumlah kendaraan tampak bergerak melewati jembatan yang menghubungkan daratan Rusia dengan Semenanjung Krimea di Selat Kerch, pada 14 Februari 2023. (Foto: Reuters/Stringer)

Amerika Serikat, pada Minggu (26/2), menyatakan bahwa Semenanjung Krimea tetap menjadi bagian dari Ukraina. Tetapi keprihatinan yang lebih mendesak adalah bagaimana pasukan Ukraina merebut kembali wilayah yang direbut Rusia dalam perang yang telah berlangsung selama setahun terakhir. Komentar tersebut muncul pada peringatan kesembilan tahun sejak Rusia mencaplok wilayah itu secara ilegal.

“Amerika tidak dan tidak akan pernah mengakui pencaplokan semenanjung yang diklaim Rusia. Krimea adalah Ukraina,” kata Departemen Luar Negeri AS dalam pernyataan.

Pada saat yang sama, Jake Sullivan, penasihat keamanan nasional Presiden Joe Biden, dalam acara TV NBC "Meet the Press" mengatakan bahwa terserah Ukraina untuk memutuskan apa yang merupakan kemenangan atau hasil diplomatik yang bisa diterima, meskipun tidak ada negosiasi perdamaian.

BACA JUGA: Hindari Perang, Ribuan Orang Rusia Kabur ke Thailand

Dalam penilaian lain Amerika tentang perang yang kini memasuki tahun kedua itu, Direktur CIA William Burns dalam acara TV CBS "Face the Nation" mengatakan, Presiden Rusia Vladimir Putin "terlalu percaya diri" pada kemampuan militernya bahwa mereka akan memaksa Ukraina tunduk. Menurut Burns, Putin "cukup bertekad" untuk melanjutkan perang, meskipun korban jiwa yang jatuh sudah banyak, kekurangan taktis dan ekonomi serta rusaknya reputasi Rusia.

Sementara itu, Amerika Serikat terus menepiskan permintaan Presiden Zelenskyy akan jet tempur F-16. Menurut Sullivan, AS sedang "mengkaji dengan sangat cermat apa yang dibutuhkan Ukraina saat ini," dan menyimpulkan bahwa tank negara-negara Eropa yang akan segera dikirim ke pasukan Ukraina adalah lebih penting. Amerika Serikat juga telah berjanji akan mengirim tank Abrams ke Ukraina, tetapi mungkin tidak dalam setahun ini.

Di medan perang, kementerian pertahanan Inggris, mengatakan pada Minggu bahwa pasukan elit infanteri Rusia mengalami kekalahan yang signifikan di Ukraina.[ka/jm]