AS-Kuba Bahas Proses Pemulihan Kedua Negara

Dalam foto tertanggal 19/12/2014 ini, seorang warga Kuba Javier Yanez berdiri di balkoni rumahnya di Havana, dimana ia menggantungkan bendera Amerika dan Kuba setelah mendengar berita pencairan hubungan AS- Kuba.

Para pejabat Amerika dan Kuba duduk bersama dalam putaran kedua pembicaraan hari Jumat ini untuk membahas proses pemulihan hubungan diplomatik.

Setelah mengadakan pertemuan pendahuluan di Havana bulan Januari, kedua pihak bertemu di Washington untuk membicarakan berbagai isu termasuk proses pembukaan kembali kedutaan negara masing-masing.

Selagi kedua pihak bersiap-siap membahas hubungan diplomatik, ada sejumlah pertanyaan mengenai catatan HAM Kuba, serta status negara itu yang oleh Amerika dimasukkan sebagai negara sponsor terorisme.

Eliot Engel, anggota Kongres dari Partai Demokrat menjadi anggota delegasi Amerika yang berkunjung ke Kuba baru-baru ini. Dia mengatakan para pejabat Amerika mengangkat isu hak asasi manusia dalam semua pertemuan mereka dengan para pejabat Kuba.

“Saya percaya sekarang bola berada di pihak pemerintah Kuba untuk menanggapi dengan mengakhiri intimidasi terhadap para aktivis politik dan membebaskan para tahanan politik,” kata Engel.

Ketika Menteri Luar Negeri John Kerry memberikan keterangan di depan panel DPR hari Rabu, anggota kongres dari Partai Republik Ileana Ros-Lehtinen mengatakan pemerintah Kuba telah menangkap lebih dari 300 aktivis oposisi dalam dua minggu belakangan.

Ia mengatakan di antara mereka adalah Berta Soler, seorang pembangkang terkemuka yang baru-baru ini memberikan kesaksian di Washington.

“Ia kembali ke Kuba hari Sabtu. Ia ditangkap hari Minggu. Tetapi, pembicaraan Amerika-Castro masih dijadwalkan akan berlangsung di Departemen Luar Negeri di Washington hari Jumat,” kata Ileana Ros-Lehtinen.

Menteri Kerry mengatakan Kuba hendaknya dinilai dari tindakan-tindakannya pada kemudian hari.

“Jangan menilainya dengan di mana Kuba berada sekarang ini. Nilailah dengan apa yang mulai terjadi selagi proses normalisasi ini berlangsung dan kita berkesempatan untuk dapat mendesakkan isu-isu itu,” kata Kerry.

Seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri Amerika mengatakan catatan HAM Kuba diperkirakan tidak menjadi fokus pembicaraan hari Jumat, tetapi Amerika berharap untuk menentukan tanggal untuk dialog kelak mengenai masalah ini.

Pejabat itu mengatakan bahwa dialog itu kemungkinan akan lebih efektif setelah kedua negara bergerak maju dengan pembukaan kembali kedutaan dan memulihkan hubungan diplomatik.

Beberapa pejabat Kuba juga telah mengisyaratkan bahwa mereka ingin menghubungkan penghapusan negara itu dari daftar negara sponsor terorisme untuk menjalin kembali hubungan kedua negara. Pejabat Departemen Luar Negeri Amerika itu mengatakan bahwa, untuk saat ini, kedua proses itu tetap terpisah.