AS Lanjutkan Rencana Pembukaan Kembali Konsulat di Yerusalem

Sejumlah aktivis perempuan Israel, baik yang berasal dari etnis Yahudi maupun Arab, melakukan aksi unjuk rasa menyerukan perdamaian di luar tembok Kota Tua Yerusalem hari Rabu (19/5) (Foto: Reuters/Ronen Zvulun)

Amerika Serikat (AS) akan melanjutkan rencananya untuk membuka kembali konsulat AS di Yerusalem sementara Washington memulihkan hubungan dengan Palestina dan berkomitmen untuk menciptakan solusi bagi kedua negara tersebut.

“Seperti yang saya katakan pada bulan Mei, kami akan bergerak maju dengan proses pembukaan konsulat sebagai bagian dari upaya mempererat hubungan itu dengan Palestina,” kata Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dalam jumpa pers hari Rabu (13/10). Tapi dia tidak memberi tahu kapan pembukaan tersebut akan dilaksanakan.

AS mendukung upaya untuk memajukan perdamaian abadi di wilayah Timur Tengah, tambah Blinken, dan akan terus “memperkuat semua aspek kemitraan AS-Israel.”

BACA JUGA: PBB: Israel, Para Pemukim Yahudi Blokir Air ke Warga Palestina

Pernyataan diplomat tertinggi AS itu menyusul pertemuannya dengan Perdana Menteri Israel merangkap Menteri Luar Negeri Yair Lapid dan Menteri Luar Negeri Uni Emirat Arab Sheikh Abdullah bin Zayed Al Nahyan.

Konsulat AS di Yerusalem telah ditutup sejak 2019, dan urusan dengan Palestina ditangani oleh pihak kedutaan.

Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Antony Blinken (tengah) didampingi oleh Menlu Israel Yair Lapad (kiri) dan Menlu Uni Emirat Arab Sheikh Abdullah bin Zayed al-Nahyanin (kanan) berbicara dalam konferensi pers di Washington, pada 13 Oktober 2021. (Foto: Reuters/Andrew Harnik)


Pada bulan Mei, Blinken mengumumkan rencana AS untuk membuka kembali konsulatnya dalam kunjungan ke Ramallah di Tepi Barat yang diduduki, di mana ia mengadakan pembicaraan dengan Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas.

Israel telah menentang rencana Washington, menyebut pembukaan kembali konsulat itu sebagai “gagasan yang buruk.”

BACA JUGA: Warga Palestina Ragukan Niat Baik Israel

Pada awal September, Lapid mengatakan kepada para wartawan dalam jumpa pers, “Kami tahu bahwa pemerintahan (Biden) memiliki cara berbeda dalam melihat ini, tetapi karena itu terjadi di Israel, kami yakin mereka mendengar kami dengan sangat hati-hati.”

Pemerintahan Biden telah berulang kali mengatakan bahwa solusi dua negara adalah cara terbaik untuk memastikan masa depan Israel sebagai negara Yahudi dan demokratis yang hidup damai berdampingan dengan negara Palestina yang hidup, berdaulat, dan demokratis. (lt/ka)