AS Larang Impor dari Lima Perusahaan China terkait Kerja Paksa Uyghur 

Para demonstran etnis Uighur melakukan protes anti-China saat menunggu kedatangan Perdana Menteri China Li Qiang di Adelaide, Australia 16 Juni 2024 lalu.

Amerika melarang lagi impor barang-barang dari lima perusahaan China, karena tuduhan pelanggaran hak asasi manusia terhadap warga Uighur. Itu menurut sebuah postingan pemerintah, sebagai bagian dari upayanya untuk melarang barang-barang yang dibuat atas kerja paksa dari perusahaan yang menjadi bagian dari rantai pasokan AS.

Perusahaan-perusahaan itu termasuk Rare Earth Magnesium Technology Group Holdings yang berpusat di Hong Kong dan induknya, Century Sunshine Group Holdings, yang memproduksi pupuk magnesium dan produk campuran magnesium. Perusahaan lain termasuk anak perusahaan Zijin Mining Group, Xinjiang Habahe Ashele Copper Co, yang menambang logam nonferrous (non ferum atau non besi).

Perusahaan-perusahaan yang menjadi sasaran tidak segera memberi komentar. Perusahaan tersebut dimasukkan ke dalam Daftar Entitas Undang-Undang Pencegahan Kerja Paksa Uighur, yang membatasi impor terkait dengan apa yang disebut AS sebagai genosida yang dilakukan terhadap etnis minoritas di wilayah Xinjiang, China barat.

BACA JUGA: Kelompok HAM Sebut China Hapus Budaya Uighur dengan Mengubah Nama Pedesaan

Daftar itu kini mencakup lebih dari 70 entitas, terkait dengan produk-produk termasuk pakaian dari katun, suku cadang otomotif, lantai vinil, dan panel surya.

Daftar tersebut mengidentifikasi mereka yang bekerja dengan pemerintah Daerah Otonomi Uighur di Xinjiang untuk merekrut dan mengangkut warga Uighur, Kazakh, Kyrgyzstan atau anggota kelompok teraniaya lainnya keluar dari wilayah itu.

Para pejabat AS mengatakan, pihak berwenang China membangun kamp kerja paksa untuk warga Uighur dan kelompok minoritas Muslim lainnya di Xinjiang. Beijing menyangkal adanya pelanggaran apa pun. [ps/jm]