AS Luncurkan Program Bantuan Listrik Bagi Rumah-rumah Sakit Di Afrika

Presiden AS Joe Biden berbicara dihadapan sejumlah pemimpin negara Afrika dalam KTT AS-Afrika di Washington, pada 14 Desember 2022. (Foto: AP/Patrick Semansky)

Amerika Serikat, pada Rabu (14/12), mengumumkan prakarsa senilai $150 juta (sekitar Rp2,3 triliun) untuk menyalurkan listrik ke rumah-rumah sakit di Afrika, dengan harapan dapat mengatasi tantangan utama layanan kesehatan di benua itu.

Badan Pembangunan Internasional AS (USAID) mengatakan, program yang bakan berjalan selama lima tahun itu bertujuan untuk menyalurkan listrik serta akses internet ke sedikitnya 10.000 fasilitas kesehatan di seantero wilayah sub-Sahara Afrika.

Didanai melalui kemitraan dengan sektor swasta, prakarsa bernama Aliansi Elektrifikasi dan Telekomunikasi Kesehatan itu akan berfokus pada energi terbarukan, sesuai komitmen AS terhadap isu perubahan iklim.

BACA JUGA: Pemimpin AS dan Afrika Diskusikan Perdamaian dan Keamanan dalam KTT AS-Afrika

USAID memperkirakan, lebih dari 100.000 fasilitas kesehatan masyarakat di sub-Sahara Afrika kekurangan aliran listrik yang dapat diandalkan, yang juga memengaruhi keberadaan akses internet.

“Jutaan orang yang sedang berupaya mendapatkan perawatan dan pengobatan berada dalam risiko, karena mereka jadi tidak bisa bergantung pada lemari es untuk komoditas medis seperti vaksin, lampu untuk persalinan atau operasi darurat di malam hari, atau koneksi untuk berkomunikasi dan melakukan manajemen pencatatan medis seperti yang diandalkan dunia kedokteran modern,” kata USAID dalam sebuah pernyataan.

“Singkatnya, listrik yang tidak mencukupi menghalangi akses pengobatan yang menyelamatkan jiwa.”

USAID menambahkan, masyarakat juga akan bisa menjual kelebihan listrik yang dihasilkan pembangkit listrik dan menyediakan lapangan kerja.

BACA JUGA: KTT China-Arab Fokus pada Penguatan Hubungan

Prakarsa listrik itu merupakan satu dari banyak pengumuman yang disampaikan pada KTT AS-Afrika yang dipimpin oleh Presiden AS Joe Biden, pertemuan skala benua pertama yang digelar pemimpin Amerika dalam delapan tahun terakhir.

Dalam pertemuan itu, AS menjanjikan anggaran sebesar $55 miliar (sekitar Rp855,7 triliun) selama tiga tahun ke depan untuk membantu Afrika. Perusahaan-perusahaan swasta juga berjanji akan meningkatkan upaya mereka untuk memperbaiki akses listrik dan internet di benua tersebut.

Pemerintahan Biden terus berusaha untuk menciptakan kontras dengan China, yang telah melampaui AS menjadi investor utama di benua Afrika dengan proyek-proyek infrastruktur besar yang seringkali dijalankan melalui skema pinjaman. [rd/jm]