Turki masih mungkin terkena sanksi Amerika karena negara itu tetap pada keputusannya menerima sistem pertahanan udara S-400 dari Rusia bulan Juli lalu. "Mereka belum terbebas dari sanksi," ujar Asisten Menteri Luar Negeri untuk Urusan Politik-Militer R. Clarke Cooper kepada wartawan di Washington hari Kamis (12/9).
Ketegangan antara Turki dan Amerika meningkat dalam setahun ini, antara lain dipicu oleh dukungan Amerika bagi sebagian pasukan Kurdi di Suriah dalam perang melawan kelompok teroris ISIS. Turki adalah sekutu penting Amerika dan NATO tetapi keputusan negara itu melanjutkan pembelian sistem pertahanan udara canggih buatan Rusia, S-400, tidak bisa diterima Amerika.
Selama berbulan-bulan, Amerika telah memperingatkan bahwa keputusan Turki membeli sistem rudal S-400, membahayakan hubungannya dengan Amerika dan berisiko kehilangan perannya sebagai mitra utama dalam memproduksi F-35, pesawat tempur paling canggih dalam armada udara Amerika.
Begitu Rusia mengirim S-400 ke Turki Juli lalu, Gedung Putih langsung memutus kemitraan F-35 dengan Turki, merugikan perusahaan-perusahaan Turki sekitar 9 miliar dolar.
"Keputusan Turki membeli sistem pertahanan udara S-400 Rusia membuat mustahil kelanjutan kemitraannya dengan F-35," ujar Gedung Putih dalam pernyataan pada saat itu. Gedung Putih menggambarkan S-400 sebagai "alat Rusia untuk mengumpulkan data intelijen yang akan digunakan untuk mempelajari kecanggihan kemampuan F-35 Amerika."
Gedung Putih menambahkan, "Membeli S-400 merusak komitmen yang dibuat semua sekutu NATO untuk tidak menggunakan sistem pertahanan udara Rusia."
Hari Kamis, Asisten Menteri Luar Negeri Amerika untuk Urusan Politik-Militer R. Clarke Cooper mengatakan beberapa sanksi yang dihadapi Turki diamanatkan oleh undang-undang, termasuk yang bisa diambil berdasar Undang-Undang Countering America’s Adversaries Through Sanctions (CAATSA).
Tetapi ia juga menyatakan beberapa harapan bahwa hubungan antara Amerika dan Turki dapat diperbaiki.
Secara terpisah, Cooper mengatakan penjualan 32 pesawat tempur F-35 yang sudah disetujui baru-baru ini ke Polandia, bernilai 6,5 miliar dolar, tidak ada kaitannya dengan keputusan untuk mengeluarkan Turki dari program tersebut. (ka/ii)