Sebuah panel WTO menetapkan bahwa tarif yang dikenakan China melanggar ketentuan perdagangan internasional.
Amerika Serikat memenangkan kasus di Organisasi Perdagangan Sedunia (WTO) berkenaan dengan pungutan bea oleh China terhadap penjualan kendaraan Amerika di negara itu senilai US$5 milyar.
Sebuah panel WTO Jumat (23/5) menetapkan bahwa tarif yang dikenakan China melanggar ketentuan perdagangan internasional. Keputusan ini datang dalam minggu yang sama saat Kejaksaan Agung Amerika mengajukan tuntutan terhadap lima staf militer China yang meretas sistem komputer bisnis Amerika untuk mencuri rahasia dagang.
Kedua perkembangan ini semakin meningkatkan ketegangan antara dua raksasa ekonomi dunia.
Panel WTO yang berbasis di Jenewa ini mengatakan China tidak konsisten dalam menerapkan persyaratan anti-dumping sehingga melanggar komitmen yang telah diberikannya kepada WTO.
Pejabat Amerika mengatakan China telah menghapus pungutan bea lebih tinggi pada Desember karena sudah mengantisipasi akan dikalahkan dalam kasus di WTO ini. Pejabat mengatakan mereka tetap melanjutkan kasus ini untuk memperoleh preseden bahwa tindakan seperti itu melanggar ketentuan perdagangan global.
WTO mengijinkan negara untuk menaikkan tarif impor guna mencegah praktek subsidi dan dumping. Namun keluhan pemerintah Amerika yang diajukan 2012 menuduh China secara tidak tepat memungut bea anti-dumping itu.
Pemerintah Amerika berargumen bahwa penerapan bea tambahan itu merupakan balasan atas penalti yang dikenakan pemerintah Amerika terhadap ban mobil China.
China mengatakan, pungutan bea tambahan terhadap impor mobil Amerika itu sesuai ketentuan hukum internasional. China menekankan bahwa bantuan pemerintah kepada General Motors Corp. dan Chrysler pada saat krisis finansial berlangsung merupakan subsidi pemerintah yang tidak adil.
Wakil perdagangan AS Michael Froman mengatakan keputusan WTO akan menguntungkan pekerja pabrik mobil yang berjumlah hampir 850.000 orang itu. China adalah pasar ekspor kedua terbesar. Pada 2013, Amerika mengekspor mobil senilai US$64,9 milyar, dan $8,5 milyar ke China.
Pemerintahan Obama lebih agresif dalam mengajukan kasus kepada WTO berkaitan dengan China dibandingkan pada pemerintahan Bush, dan terus meningkatkan tekanan di sektor perdagangan lainnya. Defisit perdagangan Amerika dengan China merupakan yang tertinggi.
Sebuah panel WTO Jumat (23/5) menetapkan bahwa tarif yang dikenakan China melanggar ketentuan perdagangan internasional. Keputusan ini datang dalam minggu yang sama saat Kejaksaan Agung Amerika mengajukan tuntutan terhadap lima staf militer China yang meretas sistem komputer bisnis Amerika untuk mencuri rahasia dagang.
Kedua perkembangan ini semakin meningkatkan ketegangan antara dua raksasa ekonomi dunia.
Panel WTO yang berbasis di Jenewa ini mengatakan China tidak konsisten dalam menerapkan persyaratan anti-dumping sehingga melanggar komitmen yang telah diberikannya kepada WTO.
Pejabat Amerika mengatakan China telah menghapus pungutan bea lebih tinggi pada Desember karena sudah mengantisipasi akan dikalahkan dalam kasus di WTO ini. Pejabat mengatakan mereka tetap melanjutkan kasus ini untuk memperoleh preseden bahwa tindakan seperti itu melanggar ketentuan perdagangan global.
WTO mengijinkan negara untuk menaikkan tarif impor guna mencegah praktek subsidi dan dumping. Namun keluhan pemerintah Amerika yang diajukan 2012 menuduh China secara tidak tepat memungut bea anti-dumping itu.
Pemerintah Amerika berargumen bahwa penerapan bea tambahan itu merupakan balasan atas penalti yang dikenakan pemerintah Amerika terhadap ban mobil China.
China mengatakan, pungutan bea tambahan terhadap impor mobil Amerika itu sesuai ketentuan hukum internasional. China menekankan bahwa bantuan pemerintah kepada General Motors Corp. dan Chrysler pada saat krisis finansial berlangsung merupakan subsidi pemerintah yang tidak adil.
Wakil perdagangan AS Michael Froman mengatakan keputusan WTO akan menguntungkan pekerja pabrik mobil yang berjumlah hampir 850.000 orang itu. China adalah pasar ekspor kedua terbesar. Pada 2013, Amerika mengekspor mobil senilai US$64,9 milyar, dan $8,5 milyar ke China.
Pemerintahan Obama lebih agresif dalam mengajukan kasus kepada WTO berkaitan dengan China dibandingkan pada pemerintahan Bush, dan terus meningkatkan tekanan di sektor perdagangan lainnya. Defisit perdagangan Amerika dengan China merupakan yang tertinggi.