Amerika Serikat mengatakan pada hari Kamis (9/2) bahwa militer China kemungkinan bertanggung jawab atas program pengawasan menggunakan balon udara, yang disebut dirancang untuk mengumpulkan sinyal intelijen dari seluruh dunia.
“Peralatan balon beraltitudo tinggi itu jelas untuk pengawasan intelijen dan tidak sama dengan peralatan yang dipasang pada balon cuaca,” kata seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri AS secara anonim, menolak keberatan Beijing yang menyebut balon tersebut diterbangkan untuk mengumpulkan data cuaca.
Pernyataan itu disampaikan ketika para pejabat AS tengah memeriksa puing-puing balon China yang ditembak jatuh oleh jet tempur AS akhir pekan lalu di atas Samudera Atlantik, di lepas pantai South Carolina.
BACA JUGA: Balon Mata-Mata China Terlihat di Lima Benua“Aktivitas semacam ini seringkali dilakukan menurut arahan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA),” kata pejabat Deplu AS itu. “Kami yakin produsen balon itu memiliki hubungan langsung dengan militer China dan merupakan vendor yang telah disetujui oleh PLA, menurut informasi yang diterbitkan pada portal pengadaan resmi PLA.”
Pernyataan AS mengatakan bahwa produsen “mengiklankan produk balon di situs webnya dan menampilkan video dari penerbangan-penerbangan sebelumnya, yang tampaknya telah melintasi wilayah udara AS dan negara-negara lainnya. Video-video balon yang diiklankan itu tampaknya memiliki kesamaan pola penerbangan dengan balon-balon” yang diidentifikasi oleh AS telah melanggar wilayah udara puluhan negara.
“Ia memiliki banyak antena, termasuk serangkaian antena yang kemungkinan mampu mengumpulkan dan menemukan aktivitas komunikasi,” kata pejabat tersebut tentang balon yang telah ditembak jatuh. “Balon itu dilengkapi dengan panel surya yang cukup besar untuk memproduksi kebutuhan energi untuk mengoperasikan beberapa sensor pengumpulan intelijen aktif.”
Pejabat itu menambahkan bahwa dari “pesan dan tanggapan terbuka China, jelas bahwa mereka kesulitan menjelaskan alasan mengapa mereka melanggar kedaulatan AS dan tetap tidak memiliki penjelasan yang masuk akal – dan telah membuat mereka terpojok.”
Pada hari Selasa (7/2), China menolak tuduhan AS tentang “perang informasi melawan China.” Juru bicara Menteri Luar Negeri China Mao Ning kembali menegaskan sikap Beijing yang menyatakan bahwa balon tak berawal itu merupakan pesawat meteorologi sipil yang secara tidak sengaja melenceng dari rutenya. China juga menyebut AS “bereaksi berlebihan” dengan menembak jatuh balon tersebut.
“Itu tidak bertanggung jawab,” kata Mao dalam konferensi pers harian.
BACA JUGA: Bukan Hanya Soal Balon: Kekhawatiran AS Meningkat tentang Upaya Mata-mata ChinaDepartemen Luar Negeri dan Departemen Pertahanan AS telah meningkatkan kritik mereka terhadap upaya pengintaian Beijing. Mereka mengatakan, China telah menerbangkan balon pengintainya melintasi 40 negara di lima benua.
AS mengatakan pihaknya telah mengidentifikasi lima penerbangan balon China sejenis melintasi AS dalam beberapa tahun terakhir, termasuk tiga di antaranya selama masa pemerintahan mantan Presiden Donald trump yang pada saat itu tidak dikenali. Selain itu, balon serupa juga terbang satu kali pada masa Biden sebelum penemuan yang terakhir. Penerbangan terakhir melintasi daratan AS selama delapan hari dan melintasi beberapa fasilitas militer penting sebelum ditembak jatuh.
AS mengatakan pihaknya tengah mempertimbangkan tindakan balasan terhadap entitas China yang terkait dengan operasi balon mata-mata itu.
“Kami juga akan melihat upaya yang lebih luas untuk mengungkap dan mengatasi aktivitas pengintaian (China) yang lebih besar, yang mengancam keamanan nasional kita, sekutu kita dan mitra kita,” kata Departemen Luar Negeri AS. [rd/jm]