Departemen Luar Negeri Amerika meminta Myanmar membebaskan dua wartawan kantor berita Reuters yang ditahan pekan lalu di Myanmar.
"Kami sangat prihatin mengenai penahanan mereka," kata juru bicara Departemen Luar Negeri, Heather Nauert, dalam jumpa pers, Selasa (19/12).
"Hari ini saya ingin menjelaskan bahwa kami meminta pembebasan mereka dengan segera."
Kemarin, juru bicara kepala urusan luar negeri Uni Eropa, Federica Mogherini, juga mendesak Myanmar untuk membebaskan kedua wartawan itu "secepat mungkin".
Pekan lalu, Kedutaan Besar Amerika di Myanmar mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa tidak ada kabar dari Wa Lone, berusia 31 tahun, dan Kyaw Soe Oo, 27 tahun, sejak penangkapan mereka pada 12 Desember, dan pihak berwenang tidak mengizinkan keluarga mereka berkunjung.
Keduanya sedang membuat laporan tentang tindakan militer di negara bagian Rakhine, tempat etnis minoritas Rohingya. Aksi tersebut telah mengakibatkan sekitar 600.000 Muslim Rohingya mengungsi ke Bangladesh.
Para wartawan itu hilang setelah diundang untuk makan malam dengan para pejabat kepolisian di pinggiran utara Ibu Kota Yangon.
Kementerian Informasi Myanmar mengatakan para wartawan itu secara ilegal mencari informasi untuk dibagikan kepada media asing
Kementerian tersebut merilis foto kedua pria tersebut diborgol, meskipun belum secara resmi memberitahukan status mereka kepada kantor berita Reuters. Seorang pejabat pengadilan di Yangon mengatakan kepada Reuters bahwa kedua orang itu bisa ditahan sampai 28 hari tanpa dikenai tuduhan. [sp/ii]