Dua senator Amerika tiba di Mesir hari Senin untuk sejumlah pertemuan dengan beberapa pejabat tinggi dalam upaya mediasi yang dipimpin diplomat Amerika William Burns.
KAIRO, MESIR —
Massa pendukung Ikhwanul Muslimin Minggu malam meneriakkan slogan-slogan memuji mantan presiden Mohammed Morsi dalam sebuah acara renungan Ramadan “Night of Power.” Sebagian besar massa bubar setelah matahari terbit karena teriknya matahari menyulitkan orang untuk berada di luar ruangan.
Demonstrasi itu berlangsung sementara dua senator dan seorang diplomat tinggi Amerika berupaya melakukan mediasi guna mengakhiri kebuntuan antara pemerintah Mesir dukungan militer dan para pendukung Morsi.
Tetapi rakyat Mesir merasa skeptis. Para aktivis Islamis, yang berkumpul disebuah pusat serikat dagang membahas nasib Morsi, menyalahkan Amerika atas apa yang mereka sebut sebagai dukungan bagi partai-partai sekuler yang menjadi saingan mereka.
Seorang aktivis mengatakan pemerintah Amerika mendukung apa yang disebutnya “kontra revolusi” dalam dua setengah tahun ini, selain juga mendukung penggulingan Morsi. Ia mengatakan para pendukung Morsi akan terus berdemonstrasi sepanjang Ramadan.
Namun banyak analis di Mesir berpendapat demonstrasi oleh Ikwanul mulai kehilangan momentum, sementara penangkapan para pemimpin Ikhwanul dan pembekuan aset-aset mereka oleh pemerintah sementara akan semakin membungkam rangkaian demonstrasi itu.
Editor dan penerbit veteran Hisham Kassem di Mesir mengatakan para demonstran itu akan pulang ke rumah mereka jika uang untuk mendanai berbagai protes telah habis.
Namun Kassem juga mengkritik upaya mediasi antara pemerintah sementara Mesir yang baru dan para pejabat Amerika tersebut. Ia mengatakan para pejabat Amerika itu bukan politisi terpilih di Mesir dan tidak punya mandat untuk bernegosiasi.
Harian Inggris The Independent mengatakan negosiasi itu terpusat pada kesepakatan agar Morsi menyerahkan pengunduran dirinya di televisi pemerintah. Tidak jelas apa yang mungkin menjadi imbalan bagi Morsi.
Stasiun TV Al Arabiya melaporkan bahwa para perunding Ikhwanul menuntut wakil pemimpin kelompok itu, Khairat el-Shater, dibebaskan dari penjara sebagai bagian dari kesepakatan apapun.
Di hari Minggu, pengadilan Mesir mengumumkan Shater dan tokoh spiritual kelompok itu Mohammed Badie akan diadili terkait penyerbuan markas besar Ikhwanul Muslimin pada Juni lalu. Diplomat Amerika William Burns Senin pagi bertemu Shater di sebuah penjara di Kairo.
Demonstrasi itu berlangsung sementara dua senator dan seorang diplomat tinggi Amerika berupaya melakukan mediasi guna mengakhiri kebuntuan antara pemerintah Mesir dukungan militer dan para pendukung Morsi.
Tetapi rakyat Mesir merasa skeptis. Para aktivis Islamis, yang berkumpul disebuah pusat serikat dagang membahas nasib Morsi, menyalahkan Amerika atas apa yang mereka sebut sebagai dukungan bagi partai-partai sekuler yang menjadi saingan mereka.
Seorang aktivis mengatakan pemerintah Amerika mendukung apa yang disebutnya “kontra revolusi” dalam dua setengah tahun ini, selain juga mendukung penggulingan Morsi. Ia mengatakan para pendukung Morsi akan terus berdemonstrasi sepanjang Ramadan.
Namun banyak analis di Mesir berpendapat demonstrasi oleh Ikwanul mulai kehilangan momentum, sementara penangkapan para pemimpin Ikhwanul dan pembekuan aset-aset mereka oleh pemerintah sementara akan semakin membungkam rangkaian demonstrasi itu.
Editor dan penerbit veteran Hisham Kassem di Mesir mengatakan para demonstran itu akan pulang ke rumah mereka jika uang untuk mendanai berbagai protes telah habis.
Namun Kassem juga mengkritik upaya mediasi antara pemerintah sementara Mesir yang baru dan para pejabat Amerika tersebut. Ia mengatakan para pejabat Amerika itu bukan politisi terpilih di Mesir dan tidak punya mandat untuk bernegosiasi.
Harian Inggris The Independent mengatakan negosiasi itu terpusat pada kesepakatan agar Morsi menyerahkan pengunduran dirinya di televisi pemerintah. Tidak jelas apa yang mungkin menjadi imbalan bagi Morsi.
Stasiun TV Al Arabiya melaporkan bahwa para perunding Ikhwanul menuntut wakil pemimpin kelompok itu, Khairat el-Shater, dibebaskan dari penjara sebagai bagian dari kesepakatan apapun.
Di hari Minggu, pengadilan Mesir mengumumkan Shater dan tokoh spiritual kelompok itu Mohammed Badie akan diadili terkait penyerbuan markas besar Ikhwanul Muslimin pada Juni lalu. Diplomat Amerika William Burns Senin pagi bertemu Shater di sebuah penjara di Kairo.