Duta besar negara-negara anggota NATO dan Swedia bertemu di Budapest pada hari Kamis (19/10) untuk membahas kekhawatiran mereka yang semakin meningkat akan semakin dalamnya hubungan Hungaria dengan Rusia, kata kedutaan besar AS kepada kantor berita AFP.
Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban mempertahankan hubungan dekatnya dengan Kremlin bahkan setelah Presiden Rusia Vladimir Putin meluncurkan invasi skala penuh ke Ukraina pada Februari 2022.
Kedua pemimpin bertemu di Beijing hari Selasa (17/10) untuk pertama kalinya sejak Moskow memulai invasi.
Pertemuan keduanya menjadi topik pertemuan para duta besar hari Kamis, kata juru bicara kedutaan besar AS kepada AFP.
“Sangat mengkhawatirkan bahwa Hungaria memilih untuk berhubungan dengan Putin dengan cara ini,” kata duta besar Amerika untuk Hungaria, David Pressman, kepada Radio Free Europe, lembaga penyiaran yang didanai AS, yang pertama kali melaporkan tentang pertemuan para duta besar.
BACA JUGA: Xi, Putin Puji Hubungan Bilateral yang Kuat dalam Pertemuan di Beijing“Demikian juga bahasa yang digunakan perdana menteri untuk menggambarkan perang Putin di Ukraina. Keduanya patut dibahas.”
“Kita semua prihatin bahwa perdana menteri Hungaria telah bertemu dengan Presiden Putin ketika Rusia sedang berperang dengan Ukraina sebagai agresor,” Pressman menekankan.
“Jika kita memiliki kekhawatiran keamanan yang sah, kita akan menyampaikan kekhawatiran tersebut kepada sekutu-sekutu kita dan berharap mereka menanggapinya dengan serius,” tambahnya.
Pressman telah mengecam Orban karena mendukung “seseorang yang pasukannya bertanggung jawab atas kejahatan terhadap kemanusiaan di Ukraina.”
Pemerintah Hungaria menolak kritik tersebut.
“Duta Besar AS tidak kompeten untuk menentukan kebijakan luar negeri Hungaria, karena itu adalah tugas pemerintah Hungaria," kata kepala staf Orban, Gergely Gulyas, kepada stasiun televisi Hungaria, ATV. [rd/ka]