AS: Pembicaraan Nuklir Iran Tak Akan Diperpanjang

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Jeff Rathke.

Tetapi media pemerintah Iran mengutip ketua tim perunding Iran Abbas Araqchi yang mengatakan pembicaraan dapat berlanjut setelah tenggat itu.

Amerika Serikat menyatakan tidak ada rencana memperpanjang pembicaraan nuklir dengan Iran setelah tenggat 30 Juni untuk mencapai perjanjian akhir.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Jeff Rathke, Rabu (27/5), mengatakan, Amerika dan lima mitranya dalam perundingan -- Inggris, China, Perancis, Jerman dan Rusia -- bersatu dalam upaya mereka mencapai suatu kesepakatan sebelum akhir bulan depan.

“Kami mencapai kesepakatan kerangka kerja dan sedang menyelesaikan rincian teknisnya. Kami berharap laju pembicaraan tidak mengendur, kami rasa kami dapat mencapai sasaran tersebut,” ujar Rathke. Ia tidak mengatakan apa yang akan terjadi jika tidak tercapai kesepakatan sebelum 30 Juni.

Tetapi media pemerintah Iran mengutip ketua tim perunding Iran Abbas Araqchi hari Rabu yang mengatakan pembicaraan dapat berlanjut setelah tenggat itu.

“Kita tidak terikat waktu yang spesifik. Kami menginginkan suatu kesepakatan yang baik yang memenuhi tuntutan kami. Kami tidak dalam situasi di mana kita dapat mengatakan perundingan akan selesai segera. Perundingan akan berlanjut hingga tenggat itu dan mungkin berlanjut setelah itu,” ujarnya.

Rincian yang masih perlu disusun antara lain jadwal pencabutan sanksi-sanksi Barat terhadap Iran.

Iran menginginkan sanksi-sanksi itu diakhiri pada saat perjanjian ditandatangani. Amerika menyatakan pertama-tama perlu dilakukan verifikasi apakah Iran memenuhi komitmennya untuk mengurangi program pengayaan uraniumnya.

Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei, yang memberi keputusan akhir di Iran mengenai perjanjian itu, mengesampingkan kemungkinan inspeksi internasional ke lokasi-lokasi militer Iran.

Menteri Luar Negeri Perancis Laurent Fabius Rabu mengatakan bahwa Perancis tidak akan menandatangani perjanjian yang mengecualikan inspeksi yang akan memastikan apakah Iran memenuhi janjinya.

Departemen Luar Negeri AS menyatakan Menteri John Kerry dan Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif akan bertemu di Jenewa hari Sabtu.

Amerika dan mitra-mitranya menginginkan Iran untuk mengurangi program pengayaan uraniumnya agar Iran tidak dapat membuat bom nuklir.

Sebagai imbalan, sanksi-sanksi yang merugikan perekonomian Iran akan dilonggarkan.

Iran selalu bersikeras bahwa negara itu tidak ingin menjadi suatu kekuatan nuklir, seraya menyatakan bahwa program nuklirnya semata-mata untuk kepentingan sipil yang damai.