AS Peringati 50 Tahun Terbunuhnya Malcolm X

Malcolm X berbicara pada pers di Park Sheraton Hotel di New York, 12 Maret 1964. (Foto: dok.)

Pemimpin kulit hitam, sekaligus pejuang hak-hak sipil yang kontroversial dan karismatis Malcolm X dibunuh 50 tahun silam, pada tanggal 21 Februari.

Ratusan orang berkumpul di New York pada hari Sabtu (21/2) untuk mengenang Malcolm X, termasuk salah seorang anak perempuannya, para pejabat, dan tokoh-tokoh hak-hak sipil. Pidato dan acara mengheningkan cipta diadakan di gedung di mana Malcolm X ditembak pada tahun 1965.

Malcolm X menganjurkan penentuan nasib sendiri oleh warga kulit hitam, dan menolak integrasi, yang membuatnya berselisih dengan para pemimpin hak-hak sipil lainnya, termasuk Dr. Martin Luther King.

Setelah melalui masa kanak-kanak yang susah, Malcom X dipenjarakan, di mana ia bertemu para tahanan Muslim dan mengubah hidupnya melalui pendidikan dan berpindah agama. Ia juga mengubah namanya dari Malcolm Little menjadi Malcolm X.

Selama 12 tahun, ia menjadi jurubicara Nation of Islam, sebuah kelompok Muslim kulit hitam. Ia kemudian memisahkan diri dengan kelompok itu beberapa waktu sebelum kematiannya.

Kisah Malcolm X telah diangkat dalam film yang disutradarai Spike Lee, dan otobiografinya ditulis bersama oleh Alex Haley.