Amerika Serikat, pada Kamis (6/6), memperingatkan bahwa Israel akan melihat dampak negatif yang “besar” jika Otoritas Palestina runtuh di saat AS kembali menekan sekutunya itu agar membiarkan Palestina menerima pendapatannya.
“Kami telah menjelaskan kepada pemerintah Israel dalam beberapa percakapan langsung bahwa tidak ada yang lebih bertentangan dengan kepentingan strategis Israel selain runtuhnya Otoritas Palestina,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri Matthew Miller kepada wartawan.
Meski mengakui kekurangan pemerintahan yang berbasis di Ramallah itu, Otoritas Palestina, kata Miller, telah membantu menjaga stabilitas di Tepi Barat sementara perang berkecamuk di Gaza, yang selama bertahun-tahun dikuasai saingannya, Hamas.
“Jika Otoritas Palestina runtuh dan ketidakstabilan menyebar di Tepi Barat, itu bukan hanya masalah bagi rakyat Palestina, tetapi juga merupakan ancaman keamanan yang sangat besar bagi negara Israel.”
BACA JUGA: Ikuti Langkah Afrika Selatan, Spanyol Tuduh Israel Lakukan Genosida di GazaBerdasarkan perjanjian perdamaian pada 1990-an, Israel menggalang dana untuk Otoritas Palestina, yang menjalankan otonomi terbatas di beberapa bagian Tepi Barat.
Israel kemudian menyerahkan uang tersebut ke Otoritas Palestina.
Namun, Israel telah memblokir uang itu sejak Hamas melakukan serangan besar-besaran di Israel pada 7 Oktober lalu, yang memicu serangan militer balasan tanpa henti.
Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich adalah anggota sayap kanan yang mengampanyekan permukiman Yahudi di Tepi Barat.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu juga telah lama mengkritik Otoritas Palestina dan upaya menuju negara Palestina merdeka.
Bank Dunia baru-baru ini memperingatkan bahwa situasi fiskal Otoritas Palestina telah “memburuk secara dramatis” dan berisiko hancur total. [ka/jm]