Di tengah memuncaknya ketegangan antara Amerika dan Korea Utara karena program senjata nuklir negara itu, badan pemerintahan Amerika yang bertanggung jawab atas kesehatan nasional, akan mengadakan pertemuan besar pertengahan bulan ini, membahas langkah-langkah yang harus diambil “sekiranya terjadi ledakan bom nuklir.”
“Meskipun kemungkinan tidak akan terjadi, ledakan nuklir akan menimbulkan bencana besar, dan tidak akan banyak waktu untuk mengambil langkah-langkah perlindungan,” kata pernyataan Centers for Disease Control and Prevention atau CDC.
CDC adalah badan yang melindungi kesehatan rakyat secara nasional. Tugasnya untuk menyelamatkan dan melindungi orang dari berbagai ancaman kesehatan.
Pertemuan besar itu akan diadakan tanggal 16 Januari guna membahas langkah-langkah yang harus diambil perorangan untuk menyelamatkan diri dan melatih berbagai tim “pada tingkat federal, negara bagian dan lokal untuk siap siaga sekiranya terjadi ledakan nuklir.” Pertemuan itu akan diadakan di Atlanta, negara bagian Georgia, markas besar CDC.
Pengumuman CDC itu, yang dimuat dalam websitenya, disertai foto awan berbentuk cendawan raksasa yang terjadi dalam suatu ledakan bom atom atau nuklir.
Ini bukan pertama kalinya publik diberi tahu akan dampak atau konsekuensi suatu serangan nuklir.
Bulan Agustus lalu, ketika terjadi retorika nuklir yang memuncak dari Korea Utara, Departemen Keamanan Dalam Negeri dan Kantor Pertahanan Sipil di pulau Guam mengeluarkan instruksi dua halaman tentang apa yang harus dilakukan kalau terjadi serangan nuklir.
Empat bulan kemudian, pemerintah negara bagian Hawaii mulai mengadakan peringatan serangan nuklir tiap bulan dengan membunyikan sirene. Ini adalah yang pertama sejak berakhirnya Perang Dingin pada tahun 1980-an.
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-Un mengatakan, rudal-rudal yang dilengkapi senjata nuklirnya akan bisa mencapai semua tempat di daratan Amerika. [ii]