AS memerlukan bantuan Jepang untuk mengatasi berbagai tantangan strategis di Eropa dan Asia yang membebani industri pertahanannya, kata Duta Besar AS untuk Jepang Rahm Emanuel pada Senin (10/6) sewaktu kedua negara itu memulai pembicaraan mengenai kerja sama industri militer.
“Strategi keamanan nasional kami mengharuskan kami untuk dapat menangani satu setengah medan perang, yaitu satu perang besar dan satu lagi kebuntuan, dan dengan Timur Tengah, Ukraina dan mempertahankan kredibilitas pencegahan kami di kawasan ini (Asia Timur), kita dapat lihat bahwa kami berada di dua plus medan,” kata Emanuel kepada wartawan.
Pada hari Minggu, Jepang dan AS memulai pembicaraan pertama mereka di Tokyo mengenai penggalangan kolaborasi industri pertahanan yang lebih dalam di bawah Forum AS-Jepang mengenai Kerja Sama Industri Pertahanan, Akuisisi dan Pemeliharaan (DICAS) yang dibentuk April lalu oleh PM Jepang Fumio Kishida dan Presiden AS Joe Biden.
BACA JUGA: AS Berharap Korsel dan Jepang Kelola Hubungan dengan ChinaPembahasan antar-Wakil Menteri Pertahanan untuk urusan Akuisisi dan Pemeliharaan William A. LaPlante dan Masaki Fukasawa, kepada Badan Akuisisi, Teknologi dan Logistik Jepang pada Selasa akan berfokus pada perbaikan Angkatan Laut di Jepang yang dapat membantu membebaskan pangkalan AS untuk membangun lebih banyak kapal perang.
“China memiliki kapasitas besar yang kita tahu akan melampaui kami dalam membangun kapal-kapal baru,” kata Emanuel.
Kerja sama potensial lainnya antara Jepang dan AS mencakup perbaikan pesawat, produksi rudal dan ketahanan rantai pasokan militer, lanjutnya.
Jepang dan AS telah membangun pencegat pertahanan rudal bersama dan Tokyo juga telah setuju untuk memasok rudal pertahanan udara Patriot PAC3 untuk AS. [uh/ab]