Tahun-tahun belakangan ini pemerintah Amerika memperluas kesempatan bekerja bagi para mahasiswa asing yang telah selesai belajar di universitas atau perguruan tinggi. Kesempatan kerja itu dilakukan lewat apa yang disebut program OPT atau program Latihan Praktis untuk membantu mahasiswa asing tinggal dan bekerja untuk sementara setelah lulus dari universitas atau lembaga pendidikan mereka.
Kata laporan Pew Research Center yang berkantor di kota Washington, banyak siswa asing belajar tentang sains, teknologi, enjinering dan matematika, empat mata pelajaran yang disingkat dengan istilah STEM.
Jumlah siswa asing yang menggunakan fasilitas OPT untuk bekerja di Amerika dalam bidang STEM itu naik empat kali lipat antara tahun 2008 dan 2016.
Program OPT memungkinkan siswa yang menggunakan visa F-1 untuk tinggal dan bekerja sampai satu tahun setelah selesai pendidikan, tapi dua tahun yang lalu, lulusan STEM bisa menggunakan fasilitas OPT itu selama dua tahun lagi setelah masa satu tahun pertama habis.
Kata Pew Research Center, tahun 2016, misalnya, 172,000 orang asing mendapat pekerjaan lewat program OPT, jumlah ini naik dari 25.000 tahun 2008 dan 73.000 tahun 2014.
Hampir 75 persen siswa asing yang mendapat fasilitas OPT berasal dari Asia, kebanyakan dari India, China dan Korea Selatan. Siswa dari Eropa merupakan kelompok kedua terbesar, sisanya dari Amerika Selatan, Karibia dan Afrika.
Selain visa OPT juga ada cara lain untuk tinggal dan bekerja di Amerika, yaitu dengan menggunakan visa H-1B, yang diberikan pada pekerja asing yang punya keahlian khusus untuk datang dan bekerja di Amerika sampai enam tahun.
Setelah habis masa enam tahun itu, pemegang visa H-1B harus pulang ke negara masing-masing atau mengajukan permohonan untuk tinggal di Amerika secara permanen.
Banyak siswa yang menggunakan fasilitas OPT sebagai langkah pertama untuk mendapat visa H-1B dikemudian hari.
Kata Pew Research Center, tahun 2016, 257,000 siswa asing memanfaatkan OPT untuk tinggal dan bekerja sementara di Amerika, dibanding hanya 85,000 orang yang mendapat visa H-1B tiap tahunnya.
"Kenaikan jumlah siswa yang menjalani masa latihan praktis atau OPT itu disebabkan naiknya jumlah siswa asing yang belajar di Amerika," kata Neil Ruiz, salah seorang penulis laporan Pew Research itu.
Pew Research Center mengatakan jumlah siswa asing yang belajar di Amerika paling besar di seluruh dunia dan program OPT tadi adalah alat penting untuk mempertahankan siswa asing yang lulus dari perguruan tinggi Amerika, karena ini berarti Amerika mendapat tambahan tenaga terdidik. Tapi ini bisa merugikan negara asal mahasiswa tadi, karena bisa dianggap sebagai “brain drain”.
Kelompok yang bernama Association of International Educatorsatau NAFSA mengatakan banyaknya mahasiswa asing yang belajar di Amerika juga menghasilkan dana tambahan yang masuk ke Amerika. Katanya, dampak ekonomi yang diakibatkan sekitar satu juta siswa asing yang belajar di Amerika mencapai kira-kira 37 milyar dollar dan ikut menciptakan 450 ribu pekerjaan dalam tahun ajaran 2016-2017 saja. [ii]