AS Pertimbangkan Opsi Strategis bagi Afghanistan

Menteri Pertahanan Amerika James Mattis (foto: dok).

Menteri Pertahanan Amerika James Mattis mengatakan hari Kamis (17/8), pemerintahan Presiden Donald Trump hampir mencapai keputusan mengenai strategi yang dirancang untuk mengakhiri perang di Afghanistan, konflik terpanjang dalam sejarah Amerika.

Trump memberi kuasa kepada Mattis untuk menentukan jumlah pasukan di Afghanistan, tetapi beberapa bulan kemudian jumlah pasukan sekutu tidak berubah. Sekitar 8.400 tentara Amerika dan sekitar 5.000 tentara NATO berada di negara itu, utamanya dalam kapasitas penasihat dan pelatihan.

Mattis mengatakan akan menyesuaikan jumlah pasukan setelah pemerintah menyetujui strategi yang jelas bagi Afghanistan dan wilayah yang lebih luas, termasuk penanganan kelompok teroris oleh Pakistan.

Pakar Asia Selatan di Rand Corporation Jonah Blank mengatakan laporan intelijen yang ia terima menunjukkan peningkatan jumlah tentara adalah opsi yang paling disukai pemerintah saat ini.

Blank memperkirakan kenaikan pasukan yang cukup tidak akan "mengubah keseluruhan arah perang itu" mengingat kegagalan usaha bersama dalam mengakhiri konflik yang telah berlangsung lama tersebut.

Pakar senior strategi Gedung Putih Steve Bannon termasuk dalam kader penasehat Trump yang mendukung penarikan pasukan atau mengirim kontraktor militer swasta untuk mengganti mereka.

Pendiri perusahaan keamanan Blackwater, Erik Prince, dan pemilik DynCorp Stephen Feinberg bulan lalu mengusulkan Gedung Putih agar menggunakan kontraktor daripada tentara Amerika. Tetapi semakin banyak tokoh Afghanistan khawatir perusahaan swasta tidak akan bertanggung jawab, dan kontraktor berisiko mengulang kembali aksi jahat garda Blackwater yang dilakukan di Afghanistan dan Irak sekitar 10 tahun lalu. [ka/jm]