Amerika Serikat pada hari Kamis (24/8) meremehkan bergabungnya enam anggota baru ke dalam blok negara-negara berkembang BRICS, dan mengatakan pihaknya akan terus bekerja sama dengan para mitra di seluruh dunia.
Pada konferensi tingkat tinggi di Afrika Selatan, BRICS – yang mencakup musuh AS, yaitu China dan Rusia – mengatakan bahwa mereka akan menerima anggota-anggota baru, termasuk Iran, musuh bebuyutan AS sejak revolusi Islam tahun 1979.
“Amerika Serikat menegaskan kembali keyakinannya bahwa negara mana pun dapat memilih mitra dan kelompok yang ingin mereka ajak berasosiasi,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS.
BACA JUGA: Jokowi: Indonesia Masih Kaji Untuk Menjadi Anggota BRICS“Kami akan terus bekerja sama dengan mitra-mitra dan sekutu kami dalam forum bilateral, regional dan multilateral untuk memperkuat kemakmuran bersama dan menjunjung tinggi perdamaian dan keamanan dunia,” tambahnya.
Salah satu pemain yang diawasi dengan seksama adalah India, negara anggota BRICS lainnya yang juga tekun didekati AS.
India akan memimpin KTT G20 di New Delhi bulan depan, yang akan mempertemukan negara-negara maju dan negara-negara berkembang.
Jake Sullivan, penasihat keamanan nasional Presiden AS Joe Biden, membahas KTT G20 serta dukungan bagi Ukraina dalam pertemuan di Gedung Putih pada hari Kamis bersama mitranya dari Inggris, Prancis, Jerman dan Italia.
Your browser doesn’t support HTML5
Negara-negara Barat menginginkan “hasil pertemuan yang kuat” di New Delhi untuk “menunjukkan peran G20 sebagai forum utama kerja sama ekonomi, mendorong agenda afirmatif dan ambisius untuk negara-negara berkembang dan kurang berkembang,” kata Gedung Putih.
BRICS – Brazil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan – sepakat dalam KTT mereka untuk menjadikan Argentina, Ethiopia, Iran, Arab Saudi, Mesir dan Uni Emirat Arab sebagai anggota penuh mulai 1 Januari mendatang. [rd/jm]