Amerika Serikat dan Rusia membahas perlunya proposal yang spesifik terkait program nuklir Iran ditengah-tengah pembicaraan internasional tentang kekhawatiran program tersebut.
Usai pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Amerika John Kerry di sela-sela KTT ekonomi di Indonesia, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov hari Senin (7/10) mengatakan, Iran kemungkinan besar menginginkan lebih banyak kejelasan mengenai langkah-langkah yang perlu ditempuh untuk menepis kekhawatiran itu.
Lavrov mengatakan itu kemungkinan akan menjadi bagian pembicaraan pekan depan di Jenewa, ketika para pejabat dari ke-5 anggota tetap Dewan Keamanan PBB dan Jerman mengadakan pembicaraan mereka yang berikutnya dengan Iran.
Kerry mengatakan Amerika Serikat gembira atas upaya-upaya dialog Iran baru-baru ini. Tetapi menurutnya, tindakan, dan bukan kata-kata, yang akan membuat perubahan.
Ia mengatakan Iran belum menanggapi tawaran yang diajukan kelompok P5+1 sebelumnya tahun ini, yang menghendaki Iran menghentikan pengayaan uranium menjadi 20 persen dan menghentikan pengolahan di salah satu sarana nuklirnya.
Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif mengatakan hari Minggu bahwa tawaran itu tidak berlaku lagi, dan bahwa kelompok P5+1 sebaiknya datang ke perundingan pekan depan dengan “sudut pandang baru.”
Iran mengatakan program nuklirnya semata-mata untuk tujuan damai dan menginginkan agar masyarakat internasional mencabut berbagai sanksi yang diberlakukan karena penolakan Iran menghentikan kegiatan pengolahannya.
Kemungkinan ancaman serangan misil balistik dari negara-negara seperti Iran telah menyebabkan Amerika Serikat merencanakan penangkal misil di Eropa. Rusia menentang tindakan tersebut, dengan mengatakan sistem tersebut dapat menetralkan kekuatan strategi misilnya sendiri dan menyebabkannya rentan terhadap Barat.
Kerry mengatakan hari Senin bahwa terlalu dini untuk membuat keputusan mengenai sistem tersebut selama ancaman Iran terus berlanjut. Namun ia mengatakan Amerika dan Rusia terus mengadakan pembicaraan mengenai rencana tersebut dan berusaha menemukan cara yang akan memenuhi kebutuhan kedua negara.
Lavrov mengatakan itu kemungkinan akan menjadi bagian pembicaraan pekan depan di Jenewa, ketika para pejabat dari ke-5 anggota tetap Dewan Keamanan PBB dan Jerman mengadakan pembicaraan mereka yang berikutnya dengan Iran.
Kerry mengatakan Amerika Serikat gembira atas upaya-upaya dialog Iran baru-baru ini. Tetapi menurutnya, tindakan, dan bukan kata-kata, yang akan membuat perubahan.
Ia mengatakan Iran belum menanggapi tawaran yang diajukan kelompok P5+1 sebelumnya tahun ini, yang menghendaki Iran menghentikan pengayaan uranium menjadi 20 persen dan menghentikan pengolahan di salah satu sarana nuklirnya.
Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif mengatakan hari Minggu bahwa tawaran itu tidak berlaku lagi, dan bahwa kelompok P5+1 sebaiknya datang ke perundingan pekan depan dengan “sudut pandang baru.”
Iran mengatakan program nuklirnya semata-mata untuk tujuan damai dan menginginkan agar masyarakat internasional mencabut berbagai sanksi yang diberlakukan karena penolakan Iran menghentikan kegiatan pengolahannya.
Kemungkinan ancaman serangan misil balistik dari negara-negara seperti Iran telah menyebabkan Amerika Serikat merencanakan penangkal misil di Eropa. Rusia menentang tindakan tersebut, dengan mengatakan sistem tersebut dapat menetralkan kekuatan strategi misilnya sendiri dan menyebabkannya rentan terhadap Barat.
Kerry mengatakan hari Senin bahwa terlalu dini untuk membuat keputusan mengenai sistem tersebut selama ancaman Iran terus berlanjut. Namun ia mengatakan Amerika dan Rusia terus mengadakan pembicaraan mengenai rencana tersebut dan berusaha menemukan cara yang akan memenuhi kebutuhan kedua negara.