Gedung Putih menyampaikan belasungkawa kepada Iran pada hari Senin (20/5) setelah presiden dan menteri luar negeri negara itu tewas beberapa jam setelah helikopter mereka jatuh dalam cuaca berkabut.
Kematian Presiden Iran, Ebrahim Raisi dan Menteri Luar Negeri Hossein Amir Abdollahian meninggalkan negara Republik Islam itu tanpa dua pemimpin utama, di saat ketegangan luar biasa melanda Timur Tengah.
Berbicara kepada wartawan, juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, John Kirby, mengatakan pemerintah AS menyampaikan belasungkawa, namun menambahkan, Gedung Putih tidak memiliki "detail atau konteks terkait kondisi kecelakaan itu" atau apa yang menyebabkan helikopter tersebut jatuh.
Kirby juga dengan tegas menolak klaim bahwa sanksi-sanksi AS bertanggung jawab atas jatuhnya helikopter itu. Ia menegaskan, "setiap negara, tidak peduli siapa mereka, mempunyai tanggung jawab, tanggung jawab mereka sendiri, untuk memastikan keselamatan dan kemampuan peralatannya, dan itu termasuk penerbangan sipil."
Ebrahim Raisi adalah seorang pemimpin garis keras Iran yang pernah memimpin peradilan negara. Raisi, yang meninggal dunia pada usia 63 tahun, dipandang sebagai anak didik Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei. Selama masa jabatannya, hubungan dengan negara-negara Barat makin memburuk ketika Iran memperkaya uraniumnya, dan memasok drone pengangkut bom untuk Rusia dan digunakan untuk perang di Ukraina. [ps/jm]