AS Sedang Selidiki Kasus Warga Amerika yang Dipenjara di Iran

  • Michael Lipin

Reza Valizadeh dalam sebuah foto yang didapat dari media sosial. (Foto: Tangkapan layar)

Pemerintahan Biden mengatakan pihaknya sedang menyelidiki penahanan yang dilakukan Iran baru-baru ini terhadap seorang warga negara Amerika Serikat keturunan Iran yang merupakan satu-satunya warga negara AS yang dilaporkan secara terbuka telah dipenjara oleh republik Islam tersebut sejak pertukaran tahanan AS-Iran yang jarang terjadi pada September 2023.

Menanggapi penyelidikan VOA pekan lalu, Departemen Luar Negeri AS mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka “mengetahui laporan bahwa seorang warga negara ganda AS-Iran telah ditangkap di Iran.”

Laporan tersebut merujuk pada Reza Valizadeh, mantan jurnalis Radio Farda -- sebuah jaringan radio di luar Iran yang dibentuk oleh Voice of America (VOA) dan Radio Free Europe/Radio Liberty (RFE/RL) -- yang telah meninggalkan jaringan berbahasa Persia itu pada tahun 2022. Dia terbang ke Teheran pada bulan Februari untuk mengunjungi keluarganya setelah tinggal di Barat selama 14 tahun, menurut posting terakhinya di platform X pada bulan Agustus.

Iran memandang Radio Farda dan media Persia lainnya yang berbasis di Barat sebagai entitas yang bermusuhan karena mereka banyak mengulas pembangkangan publik dan protes terhadap penguasa otoriter di negara tersebut.

BACA JUGA: Jerman akan Tutup Tiga Konsulat Iran Terkait Skandal Eksekusi

“Kami bekerja sama dengan mitra Swiss kami yang berfungsi sebagai kekuatan pelindung Amerika Serikat di Iran untuk mengumpulkan lebih banyak informasi mengenai kasus ini,” kata seorang juru bicara Departemen Luar Negeri.

“Iran secara rutin memenjarakan warga AS dan negara-negara lain secara tidak adil untuk tujuan politik. Praktik ini kejam dan bertentangan dengan hukum internasional,” tambah juru bicara tersebut.

Sebuah sumber informasi di Iran mengatakan kepada VOA bahwa Valizadeh ditangkap di Iran pada akhir September atas tuduhan berkolaborasi dengan media Persia yang berbasis di luar negeri. Sumber tersebut meminta agar ia tidak disebutkan namanya karena Iran berulang kali melakukan pelecehan terhadap individu yang memberikan komentar secara terbuka kepada media Barat.

Kelompok HAM yang berbasis di Iran, Aktivis Hak Asasi Manusia di Iran (HRAI) dan kelompok hak asasi media yang berbasis di AS, Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ), melaporkan pada pertengahan Oktober bahwa Valizadeh telah ditahan di penjara Evin di Teheran tanpa akses ke pengacara sejak penangkapannya. Laporan tersebut mengutip dua sumber: satu yang dekat dengan keluarga Valizadeh, dan satu lagi yang sebelumnya bekerja dengan Valizadeh.

BACA JUGA: Pakistan Sewa 2 Firma Hukum Amerika Serikat untuk Lawan Iran

Misi Iran di PBB di New York mengakui menerima permintaan VOA untuk memberikan komentar mengenai kasus Valizadeh pekan lalu namun tidak memberikan tanggapan.

Skylar Thompson, wakil direktur HRAI yang berbasis di Washington, mengatakan dalam pesannya kepada VOA bahwa Departemen Luar Negeri “harus memanfaatkan semua saluran diplomatik yang tersedia untuk menyelidiki penahanan Valizadeh dan memastikan aksesnya yang segera dan tanpa hambatan terhadap penasihat hukum.”

Dalam postingan X terakhirnya pada bulan Agustus, Valizadeh menulis bahwa dia telah kembali ke Iran pada bulan Februari setelah hanya "menyelesaikan setengah" negosiasi dengan divisi intelijen Korps Garda Revolusi Islam (IRGC). Dia mengatakan dia memutuskan untuk kembali secara sukarela, bahkan tanpa sebelumnya menerima komitmen tertulis atau lisan bahwa IRGC tidak akan menghalangi kunjungannya. [ab/lt]